Jakarta, Indometero.id –
Sebagai salah satu Program Strategis Nasional (PSN) satu lagi bendungan dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Provinsi Aceh
Selain Bendungan Keureuto di Kabupaten Aceh Utara dan Bendungan Tiro di Kabupaten Pidie, pemerintah tengah menyelesaikan pembangunan Bendungan Rukoh di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh. Pembangunan bendungan ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan produksi sawah hampir 12.000 hektar (Ha).
Mengutip laman Kemenpupr, Selasa (12/10/2021), bendungan Rukoh
merupakan salah satu Program Strategis Nasional yang dibangun Kementerian
PUPR melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera 1 Direktorat Jenderal Sumber Daya
Air sebagai upaya mewujudkan ketahanan air dan kedaulatan pangan di Provinsi
Aceh.
Dikatakan Basuki
Hadimuljono , pengelolaan sumber daya air dan irigasi akan terus
dilanjutkan dalam rangka mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan. Di
samping itu kehadiran bendungan juga memiliki potensi air baku, energi,
pengendalian banjir, dan pariwisata yang akan menumbuhkan ekonomi
lokal.
“Pembangunan bendungan
akan diikuti dengan ketersediaan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan
yang dibangun dengan biaya besar dapat segera dimanfaatkan karena airnya
dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” kata Menteri Basuki.
Sementara Kepala Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I, Djaya Sukarno mengatakan, Bendungan Rukoh berada di aliran Sungai Krueng Rukoh disupla dari bendung pengarah dari Sungai Kreung Inong ini memiliki luas area genangan mencapai 716,10 hektar dan disiapkan untuk menampung air hingga 128,66 juta meter kubik,
" Bendungan ini akan mengairi lahan persawahan Daerah Irigasi Baro
Raya seluas 11.950 hektare (Ha) khususnya di Kecamatan Keumala dan Kecamatan
Sakti, Kabupaten Pidie," terang Djaya Sukarno.
Djaya Sukarno
menambahkan, adapun bangunan pengarah Bendungan Rukoh dibangun sejak akhir
tahun 2018 dengan biaya APBN sebesar Rp1,5 triliun. Pelaksanaan pembangunan
dilakukan secara bertahap melalui dua paket dengan masing-masing kontraktor,
PT. Nindya Karya (Persero) untuk paket 1. Sedangkan paket 2 oleh kontraktor PT.
Waskita Karya (Persero) Tbk KSO PT. Adhi Karya (Persero) dan PT. Andesmont
Sakti. "Saat ini progres konstruksinya telah mencapai 28 % dan ditargetkan
akan rampung pada tahun 2023," terang Djaya Sukarno.
Selain sebagai sumber
irigasi kata Djaya Sukarno, bendungan tipe zonal dengan inti tanah kedap air
tersebut, diharapkan dapat memiliki manfaat untuk pemenuhan kebutuhan air
bersih dan penyediaan air baku sebesar 0,90 m3/detik bagi 22.848 jiwa di
wilayah Kecamatan Titue dan kecamatan lannya di Kabupaten Pidie. Kehadiran
bendungan juga berpotensi menjadi sumber pembangkit listrik sebesar
(PLTA) sebesar 1,22 MW, serta mengatasi permasalahan banjir di Kabupaten Pidie
untuk periode ulang 50 tahunan, dan sebagai destinasi wisata. (*)