-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    JustMarkets

    Temukan Kami DI Fb

    Ketua Adat Paser Beri Keterangan Pers Terkait Pengancaman ke Perusahaan PT MSL

    Jumat, 03 September 2021, September 03, 2021 WIB Last Updated 2021-09-03T12:59:43Z

    Follow Yok Frend :

    @adv_kaharudinsyah.sh

    Kaltim, Indometro.id  - 
    Beberapa waktu yang lalu, tokoh Adat Paser di wilayah Kalimantan Timur dituding  melakukan pemaksaan dengan senjata tajam. Melalui pemberitaan media di wilayah Kalimantan Timur, pada hari Kamis (26/08/2021), beberapa orang yang merupakan berasal dari suku dayak Paser, Kalimantan Timur, lelaki dewasa lengkap dengan senjata tajam tiba di sebuah pabrik sawit berinisial PT MSL. Kepada karyawan pabrik yang menemui mereka, para pria itu menyampaikan permintaan. Harga minyak sawit mentah (CPO) yang diproduksi PT MSL harus dijual kepada mereka dengan harga Rp 2.000 per liter. Jika tidak, sambil menodongkan mandau, nyawa para pekerja akan dihabisi.

    Para preman itu lantas membawa CPO menggunakan selusin truk tangki ke Palaran, Samarinda. Di pelabuhan peti kemas, CPO dijual lagi Rp 7.500 per liter.

    Kasus ini sudah ditanganioleh Polda Kaltim.  Komisaris Besar Polisi Subandi, Direktur Reserse Kriminal Umum, Kepolisian Daerah Kaltim memberikan keterangan Kronologi kejadian pemerasan oleh kawanan preman tersebut disiarkan pada Rabu, (01/09/ 2021), di Markas Polda Kaltim, Balikpapan.

    Pemberitaan dan keterangan pers yang dikeluarkan oleh Polda tersebut dibantah oleh Tokoh Adat Paser, Paman Sudir. Melalui sambungan seluler awak media meminta keterangan  terkait  ada tindakan kesengajaan pemaksaan untuk menjual dengan Sajam .

    Menurut Paman Sudir, lima orang Paser tersebut membawa Mandau adalah sebagai alat yang diabawa kemana-mana, bukan untuk dipakai mengancam pihak lain. “Mandau  itu hanya sejenis  benda seni dan merupakan budaya  orang Paser. Bagi laki- laki dewasa Paser  selalu  kemana - mana harus bawa Mandau sebagai  perlengkapan  aksesoris diri yang sudah melekat sejak  jaman leluhur,” jelasnya kepada media melalui sambungan seluler. 

    Terkait soal adanya pemaksaan untuk Jop, Paman Sudir menejelaskan bahwa minyak nabati tersebut  itu juga tidak pemaksaan. “Proses transaksi baik-baik, karena yang menandatangani  tidak  berada diluar komplex perusahaan ( tidak diculik ) ditandatangani cara baik- baik pula,”ujarnya. 

    Namun demikian , Paman Sudir menjelaskan melaui  perwakilan keluarga adat, pihaknya sudah membuat pernyataan permohonan maaf  pada perusahaan atas tidak kesalah pahaman tersebut. “Memang susah. Selayaknya lah  perusahan yang beroperasi disebuah wilayah harus melibatkan masyarakat yang mendiami wilayah tersebut sebelum dilaopkan pelaporan kepada pihak kepolisian. Jadi tidak benar kalau terjadi aksi premanisme, “ ujarnya.

    Diahir wawancara, Paman Sudir meminta agar para pelaku yang sedang ditahan dan terperiksa segera dibebaskan dan diperlakukan baik. “Dengan mempertimbangkan kemanusiaan, pihak kepolisian juga harus mendengar juga dari aspirasi dari pihak Masyarakat Adat Paser, tidak hanya dari PT. MSL agar tidak menyulut emosi masyarakat  Adat Pazer,” harapnya kepada pihak kepolisian. (S Erfan Nurali  )
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini