-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    JustMarkets

    Temukan Kami DI Fb

    Kepala UPT KPH Mabar : Kegiatan RHL di Satar Kodi Murni Bantu Masyarakat

    Redaksi
    Selasa, 31 Agustus 2021, Agustus 31, 2021 WIB Last Updated 2021-08-31T15:36:42Z

    Follow Yok Frend :

    @adv_kaharudinsyah.sh

     
    Manggarai Barat, Indometro.id -
    Kepala Unit Pelaksana Teknis Kesatuan Pengawas Hutan (UPT KPH ) kabupaten Manggarai Barat, Stefanus Nali angkat bicara terkait tudingan dari berbagai pihak atas proyek Rehabilitasi Hutan Lindung (RHL) Persemaian Modern Labuan Bajo yang berlokasi di Satar Kodi, desa Nggorang, Kabupaten Manggarai Barat.

    Menurut Stefanus, Senin (30/8/2021) lahan yang disediakan dalam proyek pembangunan persemaian Labuan Bajo tersebut seluas 30 Ha, namun dalam pengerjaan pada tahap ke dua yang soroti publik terkait aktivitas penggusuran Stefanus menjelaskan penggusuran tersebut untuk membangun sarana dan prasarana.

    " Luas lahan yang ditargetkan itu seluas 30 Ha dan sekarang kita sudah masuk pada pengerjaan tahap kedua, tahap pertamanya itu kita membangun pagar keliling sedangkan terkait aktivitas penggusuran itu seluas 8 Ha, dan itu diperuntukan untuk membangun saran dan prasarana", ungkap Stefanus saat ditemui oleh media ini, Senin ( 30/08/2021).

    Lebih lanjut Ia menjelaskan lokasi Satar Kodi pembanguan persemaian Modern Labuan Bajo sudah dilakukan analisis, dan telah memenuhi berbagai kriteria untuk menunjang proyek persemaian Modern Labuan Bajo tersebut.

    "Yang jelas lokasi itu sudah di analisis bukan hanya kita tempatkan, dan adapun kriteria sebagai faktor penunjang proyek ini salah satunya yaitu dekat dengan mata air kemudian lokasi itu juga bisa akses oleh masyarakat dan lokasi terebut adalah lahan kritis", jelasnya.

    Terkait tudingan pembabatan hutan, Stefanus membantah tudingan tersebut ia menjelaskan aktifitas penggusuran tersebut untuk pembangunan sarana dan prasaran seperti membangun bedengan pembibitan.

    " Terkait tudingan itu saya sendiri membantahnya ya? Itu aktivitas penggusuran untuk membangun sarpras seperti membangun bedengan, tidak mungkin kita tempatkan polibag di tanah yang miring, dan ketika itu nanti sudah rata maka dengan mudah kita bisa menata polibag -polibagnya", ungkapnya.

    Ia juga berharap dukungan dari masyarakat terkait proyek ini, karena manfaat dari proyek ini sangat berarti bagi masyarakat baik yang ada di Manggarai Barat maupun untuk Masyarakat NTT.

    " Saya harap dukungan dari masyarakat untuk proyek ini, tentunya sangat manfaat buat kita karena proyek ini program dari pemerintah pusat, perlu juga kita tahu bahwa benih yang dihasilkan dari persemaian ini nanti akan dibagikan secara gratis kepada masyarakat, selain itu proyek inikan targetnya akan memproduksi 5 juta pohon pertahun tentunya membutuhkan tenaga kerja banyak di sana, nah kita yang di Manggarai Barat ini menjadi prioritas untuk kerja di sana dan ini murni untuk kepentingan masyarakat dan perlu di ingat bahwa proyek ini ", jelasnya.

    " Di sana nanti kita coba kembangkan laboratorium kultur jaringan, selama ini laboratorium jaringan itu hanya ada di Bandung dengan adanya persemaian modern ini ada lima di Indonesia termasuk Labuan Bajo dan manfaatnya sangat besar baik bagi kita maupun untuk generasi kita kedepannya dan terutama SMK pertanian nanti sebagai tempat penelitian  di Manggarai Barat ini bisa melakukan praktek di sana karena di sana nanti ada tanaman kultur jaringan" tutupnya.


    (SR)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini