-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    JustMarkets

    Temukan Kami DI Fb

    Angka Kemiskinan Di Banyuasin Turun 0,16 persen dimasa Covid

    Joni Karbot
    Rabu, 17 Februari 2021, Februari 17, 2021 WIB Last Updated 2021-02-18T07:33:42Z

    Follow Yok Frend :

    @adv_kaharudinsyah.sh
     Angka Kemiskinan Di Banyuasin Turun 0,16 persen dimasa Covid


    Banyuasin, indometro.id - Badan Pusat Statistik (BPS) Banyuasin mengungkapkan Angka kemiskinan di Kabupaten Banyuasin mengalami penurunan 0,16 persen. Angka kemiskinan tersebut didasarkan pada perhitungan periode 2019-2020.

    Kepala Badan Pusat Statistik Banyuasin, Edi Subeno mengungkapkan Jumlah penduduk miskin di Kabupaten tahun 2020 mencapai 96.270 orang atau sebesar 11,17 persen dari total penduduk. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada tahun 2019 sebesar 96.550 orang atau 11,33 persen. 

    "Maka dalam kurun waktu 2019-2020 terjadi penurunan angka kemiskinan sebesar 0,16 persen yang setara dengan penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 280 orang,"ujarnya. 

    Menurut Edi, pengukuran angka kemiskinan di BPS berbeda dengan Dinas sosial. Dinas Sosial pengukurannya bersifat relatif, sedangkan BPS menggunakan angka kemiskinan Absolut, dimana BPS punya kriteria tertentu tentang garis kemiskinan.

    "Misalnya garis kemiskinan dirupiahkan Rp 400 ribu per kepala, maka yang dibawah Rp 400 ribu masuk dalam garis kemiskinan. jika kepala keluarga punya punya 4 anggota keluarga penghasilanya Rp 1,4 Juta maka itu pas garis kemiskinan. Kalau Rp 1,6 berarti di atas,"paparnya. 

    Dikatakan Edi, meskipun pada tahun 2020 Kabupaten Banyuasin juga terdampak pandemi Covid-19, namun hal tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap terhadap masyarakat miskin Banyuasin. 

    Penurunan angka kemiskinan ini terjadi karena masyarakat Banyuasin tidak mau memganggur dan pengen memenuhi keutuhan hidup. Hal ini terlihat Produksi Padi meningkat yang artinya pertanian dan perkebunan masih eksis dan  banyak masyarakat ingin meningkatkan pendapatan. 

    "Dampak itu tidak signifikan, kalau kita jalan-jalan ke Petani - petani mereka tidak berdampak dengan Covid-19, petani masih melaksanakan aktivitas walaupun Covid-19. Sementara yang terdampak signifikan itu seperti perhotelan dan kegiatan yang berkaitan dengan sarana dan prasarana,"tandasnya

    Joni Karbot

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini