-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    >

    Temukan Kami DI Fb

    Pandemi Corona Bikin Satwa Medan Zoo Terancam Kelaparan

    redaksi
    Kamis, 30 April 2020, April 30, 2020 WIB Last Updated 2020-04-30T05:08:39Z

    Ads:


    Ilustrasi (Foto: Grandyos Zafna)


    MEDAN. indometro.id - Pandemi Corona terbukti memberikan dampak terhadap berbagai aspek kehidupan, tak terkecuali terhadap kelangsungan hidup satwa di penangkarannya. Kebun Binatang Medan (Medan Zoo) turut terancam kehabisan pasokan makanan gegara nihil pengunjung.
    Khawatir dengan menipisnya pasokan pakan untuk satwa. Karyawan Medan Zoo pun berinisiatif menggalang dana untuk membeli makanan hewan.
    "Untuk saat ini masih ada untuk makanan hewan. Tapi beberapa hari ke depan belum ada jalan keluar. Pengumpulan koin sedang dilakukan oleh karyawan," ujar Dirut PD Pembangunan Kota Medan, Putrama, Senin (27/4/2020).Penggalan dana tersebut dilakukan via media sosial. Petugas akan menjemput ke rumah warga yang hendak memberikan donasi.
    "Penggalangan dari medsos, kalau ada yang mau ngasih kita jemput. Karena sekarang masih ada anjuran untuk stay at home, pengumpulan dana terkendala juga karena itu," tuturnya.Putrama mengatakan, biasanya pakan hewan berasal dari tiket masuk pengunjung. Namun selama pandemi Corona kebun binatang terpaksa harus ditutup.
    "Karena biaya makan hewan dan gaji pegawai hanya mengandalkan dari karcis, tidak ada APBD. Sekarang mohon dana sana sini dan sebagian pinjam," katanya.
    Untuk makanan hewan, kata Putrama, setiap hari pihaknya menghabiskan uang sebesar Rp 3 juta. Hewan jenis harimau dan gajah disebutnya paling banyak membutuhkan biaya tiap hari.
    "Daging untuk 14 ekor harimau dan gajah yang terutama. Kalau per ekor harimau kebutuhannya 3 sampai 4 kilo per hari. Kurang-lebih Rp 3 juta per hari untuk makan," jelasnya.
    DPRD Medan meminta Pemerintah Kota (Pemko) Medan turun tangan mengatasi masalah tersebut. Menurutnya harus ada terobosan untuk menyelamatkan hewan untuk tetap hidup.
    "Itu tanggung jawab kita semua, terutama Pemko. Menurut saya, mereka (Pemko) harus membuat terobosan," kata Wakil Ketua DPRD Kota Medan, Rajuddin Sagala, Rabu (29/4).Dia mengingatkan dosa besar jika satwa yang ada di Medan Zoo sampai tak makan. Apalagi, kata Rajuddin, Medan Zoo berada di bawah naungan Pemko Medan.
    Dia mengingatkan dosa besar jika satwa yang ada di Medan Zoo sampai tak makan. Apalagi, kata Rajuddin, Medan Zoo berada di bawah naungan Pemko Medan.
    "Jangan sampai mereka (satwa) nggak makan, dosa besar itu. Harus segera mereka lakukan terobosan, apalagi itu di bawah naungan pemerintah. Kalau sampai nggak makan nanti image-nya negatif," tuturnya.Rajudddin menyarankan Pemko membantu dulu masalah keuangan Medan Zoo yang kehilangan pemasukan sejak tutup demi mencegah penularan Corona. Nantinya, setelah Medan Zoo beroperasi lagi, Pemko bisa menagih kembali uang yang digunakan untuk membantu Medan Zoo.
    "Keuangan yang ada di Pemko itu dialihkan ke sana sampai nanti situasi normal. Nanti kalau sudah situasi normal kan bisa dikutip lagi, tidak seperti ini," ucapnya.
    Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan turut menanggapi persoalan tersebut. Pemerintah memberikan bantuan berdasarkan skala prioritas.
    "KLHK juga memberikan dukungan pakan dan obat-obatan. Untuk hitungan kebutuhan pakan dan obat sudah ada, akan tetapi kami buat prioritas dalam penyalurannya," kata Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indra Exploitasia, kepada detikcom, Selasa (28/4).Tidak semua kebun binatang adalah milik pemerintah. Ada pula kebun binatang yang dimiliki pihak swasta. Kebun binatang, atau istilah lainnya adalah 'lembaga konservasi', mendapat izin dari KLHK untuk melakukan kegiatan pengembangbiakan terkontrol satwa dengan mempertahankan keberagaman genetiknya, juga menjadi tempat edukasi, peragaan, dan penelitian. Dari semua kebun binatang yang ada, pemerintah akan memprioritaskan kebun binatang yang benar-benar membutuhkan pertolongan.
    "Terutama dukungan kepada lembaga konservasi-lembaga konservasi yang banyak satwa endemik Indonesia dan juga satwa titipan negara yang berada di lembaga konservasi," kata Indra.
    Saat ini baru ada dua lembaga konservasi yang diberi bantuan oleh pemerintah. Untuk kebutuhan dana secara keseluruhan, KLHK mengaku sudah mendapatkan hitung-hitungannya, namun Indra tidak mengungkapkan berapa jumlah dana yang diperlukan untuk menyelamatkan hewan-hewan dari kelaparan.
    "(Anggaran untuk membentuk kebun binatang terdampak Corona) Sedang dilakukan penghitungan untuk refocusing dan realokasi anggaran KLHK, sebagaimana instruksi Presiden," kata dia.
    KLHK juga berupaya membantu kebun binatang dengan cara memohonkan keringanan pajak ke kementerian terkait.
    "Selain memiliki beban pengelolaan satwa, pengelola juga terbebani dengan kewajiban pembayaran pajak, baik pajak kepada Pemerintah Daerah maupun pajak penghasilan dan PPN ke Pemerintah Pusat. Maka untuk membantu mengurangi beban LK karena dampak COVID-19 ini, KLHK telah menyampaikan surat kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Keuangan, dan Menteri Dalam Negeri tentang permohonan relaksasi pajak bagi lembaga konservasi pada sektor usaha bidang kehutanan," pungkas Indra.

    Berita Ini Dikutip Dari : detiknews
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini