-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    JustMarkets

    Temukan Kami DI Fb

    Obat Antivirus Corona Remdesivir Gagal dalam Uji Coba Pertama

    redaksi
    Jumat, 24 April 2020, April 24, 2020 WIB Last Updated 2020-04-24T03:51:15Z

    Follow Yok Frend :

    @adv_kaharudinsyah.sh
    Foto: Reuters.
    Indometro.id - Obat antivirus potensial untuk mengobati virus corona (COVID-19) dilaporkan telah gagal dalam uji klinis acak pertamanya.
    Ada harapan luas bahwa remdesivir dapat mengobati Covid-19. Namun, menurut rancangan dokumen yang tak sengaja diterbitkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) uji coba di China menunjukkan bahwa obat itu tidak berhasil.
    Obat itu tidak memperbaiki kondisi pasien atau mengurangi kehadiran patogen dalam aliran darah, demikian disebutkan dalam dokumen tersebut.
    Berita tentang kegagalan uji coba menyebar setelah WHO mem-posting rincian tentang database uji klinis, sebelum kemudian menghapusnya. Sejak itu WHO telah mengonfirmasi bahwa draf laporan itu diunggah secara keliru.
    Dokumen itu menunjukkan bahwa para peneliti mempelajari 237 pasien, memberikan obat ke 158 dan membandingkan kemajuan mereka dengan 79 yang tersisa, yang diberi plasebo.
    Setelah sebulan, 13,9% dari pasien yang memakai obat itu meninggal dibandingkan dengan 12,8% dari mereka yang menerima plasebo. Percobaan dihentikan lebih awal karena efek samping.
    “Remdesivir tidak dikaitkan dengan manfaat klinis atau virologi,” demikian tertulis dalam ringkasan studi tersebut.
    Perusahaan AS yang memproduksi remdesivir, Gilead Sciences, membantah pos WHO tersebut, mengatakan dokumen itu telah salah menafsirkan studi uji coba remdesivir.
    "Kami percaya pos itu memasukkan karakterisasi studi yang tidak sesuai," kata Juru Bicara Gilead yang dilansir BBC, seraya menambahkan bahwa uji coba itu diakhiri lebih awal karena rendahnya partisipan dan karenanya tidak bermakna secara statistik.
    “Dengan demikian, hasil penelitian tidak dapat disimpulkan, meskipun tren dalam data menunjukkan manfaat potensial untuk remdesivir, terutama di antara pasien yang diobati pada awal penyakit,” katanya.
    Meski begitu, kegagalan uji coba ini tidak berarti akhir dari remdesivir, dan beberapa uji coba yang berkelanjutan akan segera memberikan gambaran yang lebih jelas tentang penggunaan obat itu.




    Berita ini sudah terbit di OKEnews
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini