-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    >

    Temukan Kami DI Fb

    7.000 Pedagang Tanah Abang Terancam Gulung Tikar Jika Corona Berlarut

    redaksi
    Rabu, 22 April 2020, April 22, 2020 WIB Last Updated 2020-04-22T03:18:09Z

    Ads:

    Ilustrasi Tanah Abang
    indometro.id - Sebanyak 7.000 pedagang di pasar Tanah Abang terancam gulung tikar jika pandemi virus corona terus berlarut. Hingga saat ini, diketahui tidak ada aktivitas jual beli di pasar tersebut.
    Salah satu pemilik kios di Pasar Tanah Abang, Yudhi Fauza menuturkan, pihaknya tidak sanggup lagi menjaga gaji karyawan jika usahanya masih belum bisa dijalankan setelah Lebaran. Apalagi ada pedagang lain yang memiliki kewajiban membayar kontrak kios hingga biaya listrik.

    "Kalau setelah Lebaran tidak bisa dibuka kembali, lebih dari 7.000 pedagang Tanah Abang akan gulung tikar. Karena tidak bisa membayar jatuh tempo kontrak (sewa kios)," kata Yudhi di ILC tvOne bertajuk ‘Corona: Setelah Wabah, Krisis Mengancam?’, Selasa 21 April 2020.
    Pedagang, lanjut dia, tentu memiliki kontrak jatuh tempo masing-masing dalam pembayaran sewa kios. Dia berharap, ada keringanan pembayaran kontrak jatuh tempo dari pemilik kios di sana. Kondisinya saat ini, imbuh dia, pemilik kios adalah investor yang membeli kios itu dan juga ada yang dimiliki pengembang atau pengelola.
    "Kontrak jatuh tempo itu bukan kecil (nominalnya), satu tahun itu bisa Rp50 juta sampai 100 juta. Itu per tahun, kalau ini berkelanjutan terus ini terjadi, semacam bisa bangkrut. Tidak bisa membayar kontraknya kembali," kata dia.
    Soal pengembangan bisnis secara online, dia menyebut bisnis di tanah abang tidak seperti bisnis belanja online pada umumnya. Sebab, kebanyakan pedagang menjual dengan cara grosir. Setidaknya, saat ini ada total 20 ribu kios di pasar Tanah Abang. 
    "Pedagang dari daerah 34 provinsi yang kita harapkan (membeli). Jadi memang sulit untuk pedagang tanah abang memperjuangkan hal hal seperti ini. Setiap daerah yang dihubungi, mereka juga kena dampak COVID-19 ini. Jadi memang berat untuk kita," tuturnya.





    Berita ini sudah terbit di vivanews
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini