-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    >

    Temukan Kami DI Fb

    Waspadai Potensi Bencana Selama Nataru, Sumut Rawan Longsor

    redaksi
    Kamis, 19 Desember 2019, Desember 19, 2019 WIB Last Updated 2019-12-19T08:01:42Z

    Ads:

    LONGSOR: Warga mendorong sepeda motornya untuk melewati longsoran tebing di Desa Jambur Baru, Kecamatan Batang Natal, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, Senin (16/12) lalu.
    ist

    INDOMETRO.ID – Cuaca buruk yang terus melanda wilayah Sumatera Utara, menyebabkan sejumlah daerah rawan longsor. Karenanya, selama musim libur Natal dan Tahun Baru, masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi bencana itu.
     
    KEPALA Bidang Mitigasi Gerakan Tanah PVMBG, Badan Geologi, Kementerian ESDM, Agus Budianto membeberkan sejumlah titik yang diprediksi berpotensi kuat mengalami longsor selama musim liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru). 

    Berdasarkan data yang dipaparkan Agus, salah satu provinsi yang berpotensi tinggi mengalami bencana longsor adalah wilayah Sumatera Utara.

    “Jadi memang wilayah dari Medan, Berastagi, Madina, kemudian Tapanuli Selatan itu memang wilayah-wilayah langganan longsor,” ujar Agus di Gedung BPH Migas, Jakarta, Rabu (18/12).

    Selain Sumatera Utara, beberapa wilayah di Pulau Sulawesi pun dianggap punya potensinya yang sama tingginya.

    “Berikutnya juga lokasi antara Makasar-Toraja, kemudian Sulawesi Tengah, yang memang sebelumnya terjadi gempa bumi, sekarangn musim hujan,” sambungnya.

    Kalimantan, Nusa Tenggara Timur, dan Papua pun terpantau memiliki potensi yang cukup tinggi terjadi longsor. “Kalimantan juga Kalimantan Barat bagian barat, Kalimantan Tengah bagian utara, Kalimatan Utara bagian barat, kemudian Kalimantan Tenggara bagian utara, NTT dan Papua,” tuturnya.

    Pulau Jawa juga tidak ketinggalan. Beberapa wilayah di pulau Jawa berpotensi longsor sebab memiliki curah hujan yang cukup tinggi. “Kemudian Jawa, Jawa Barat rentan terjadi gerakan tanah di musim-musim, lalu Jawa Tengah bagian tengah, dan Jawa Timur bagian tengah,” ucapnya.

    Selain itu, wilayah-wilayah dengan curah hujan tinggi dan rawan gempa lainnya perlu juga untuk diwaspadai. “Harus semakin diwaspadai karena jika dia terkena gempa kemudian curah hujan terjadi maka sangat besar untuk terjadinya bencana tersebut,” katanya.

    50 Titik Rawan Longsor

    Sebelumnya, Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Poldasu) sebelumnya juga telah memetakan daerah rawan longsor di Sumut saat libur Nataru. Berdasarkan data Poldasu, ada sebanyak 50 titik lokasi rawan longsor di Sumut. 

    “Kita minta masyarakat pengguna kendaraan maupun sopir angkutan untuk mewaspadai potensi bencana itu,” ujar Direktur Lalu Lintas Polda Sumut, Kombes Pol Kemas Ahmad Yamin kepada wartawan, Minggu (16/12) lalu.

    Adapun kawasan yang rawan bencana longsor itu, sambung Kemas Ahmad, di Kota Medan ada 2 titik, Simalungun 1 tirik, Asahan 2 lokasi, Tapanuli Utara 3 lokasi, Tapanuli Selatan 2 titik dan Nias 5 lokasi.

    Selain itu, Mandailing Natal (Madina) ada 14 titik rawan longsor, Tapanuli Tengah ada 3 titik, Kota Sibolga 1 titik, Padang Sidempuan 1 titik, Pakpak Bharat 6 lokasi, Samosir satu lokasi, Dairi tiga lokasi.

    Kemudian, Humbang Hasundutan ada dua lokasi dan Tanah Karo empat lokasi. Lokasi dimaksud merupakan daerah dataran tinggi dan sering turun hujan deras yang berpotensi menimbulkan longsor.

    “Untuk kawasan jalan lintas yang rawan longsor terdapat di Jalan Pangururan-Tele Kilometer (Km) 10, Jalinsum Pematangsiantar menuju Parapat Km 42 tepatnya di Jembatan Sidua-dua,” jelasnya.

    Kemas Ahmad menambahkan, Jalinsum Sidikalang-Medan, Desa Lau Pondom dan Jalinsum Sibolga-Tarutung Km 6,5 Desa Simaninggir, Kecamatan Sitahuis, juga rawan atas bencana longsor. 

    “Kita imbau masyarakat maupun sopir angkutan yang mengangkut pemudik, supaya ekstra hati-hati saat melakukan mudik maupun mengangkut pemudik. Jangan paksakan berkendara bila hujan turun deras,” tegasnya.

    Rumah Warga Rusak, Tiang Listrik Tumbang

    Sementara, hujan deras memicu tanah longsor di Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Sunggal, Deliserdang, Sumatera Utara. Akibatnya, tiang listrik tumbang dan sejumlah rumah warga rusak.

    “Ini akibat hujan sejak kemarin pukul 20.00 WIB, hingga terjadi longsor. Ada beberapa kali longsornya dan terparah pada pukul 02.00 WIB hingga menutupi jalan dan robohnya tiang listrik,” kata Dominikus, warga setempat, Rabu (18/12).

    Dominikus menyebutkan, ada empat titik longsor dan terparah terjadi ditempatnya di Perumahan Tanjung Selamat Indah. Dia menuturkan, ada tiga rumah yang terkena material longsor tersebut, termasuk rumah miliknya. 

    “Sewaktu kejadian itu, saya langsung laporkan ke pihak Basarnas. Karena tidak ada korban jiwa, mereka kemudian meneruskan ke pemerintah setempat dan BPBD,” sebut Dominikus.

    Camat Sunggal, Ismail, mengaku langsung ke lokasi usai mendapat laporan terjadinya longsor. Dia mengatakan, saat ini pemerintah fokus untuk membuka akses jalan yang tertutup longsor. “Kita secepatnya akan membuka jalan dari material longsor ini agar masyarakat bisa melintas lagi. Untuk korban jiwa tidak ada. Hanya ada rumah terkena tanah longsor namun tidak parah,” ucap Ismail.

    Petugas tampak di lokasi untuk memperbaiki tiang listrik yang roboh. Tampak juga petugas dari BPBD dan TNI di lokasi serta satu alat berat yang digunakan membersihkan material longsor tersebut.

    Jalur KA Tebing-Siantar Sudah Normal

    Sementara, setelah dilakukan pembersihan material longsor oleh tim Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Utara selama 2 hari, kini perlintasan atau jalur kereta api di Kota Tebingtinggi sudah normal kembali untuk dilalui, Rabu (18/12).

    “Kondisi jalur Kereta Api di KM 05 + 1/2 dan KM 03+700 sampai dengan KM 06 + 100 Petak Jalan Baja Lingge -Tebing sudah bisa dilalui,” kata Manager Humas PT KAI (Persero) Divre I Sumatera Utara, M Ilud Siregar kepada wartawan di Medan, kemarin siang.

    Ilud mengungkapkan, untuk pelayanan sudah dilakukan sejak kemarin pagi, dengan melayani perjalanan Kota Pematangsiantar tujuan Stasiun Besar Medan dengan jadwal keberangkatan Pukul 07.30 WIB. 

    Kemudian, melalui jalur yang sama pada Pukul 08.47 WIB. “Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada tim sarana dan prasarana KAI Divre I SU, Kantor Pusat Bandung, Balai Yasa Pulo Brayan Bengkel dan teman-teman dari Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Utara Ditjen Perkeretaapian serta unit-unit lain yang juga terlibat dalam penanganan yang terus semangat dalam dua hari melakukan normalisasi jalur KA tersebut,” sebut Ilud.

    Upaya pembersihan material longsor, menurutnya, jangan sampai mengganggu pelayanan kepada masyarakat hingga berhari-hari. Untuk itu, dilakukan secara maksimal dengan mengerahkan seluruh kekuatan. 

    “Semoga perjalanan kereta api kita tetap selamat, aman dan lancar sehingga kita terus berupaya bisa memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat dan penumpang yang akan bepergian dengan menggunakan angkutan transportasi kereta api,” pungkas Ilud.

    Untuk diketahui, tertutupnya jalur perlintasan kereta api disebabkan hujan dengan intensitas tinggi melanda Kota Tebingtinggi, Minggu (15/12) malam. Selain menimbulkan longsor, membuat ratusan rumah warga terendam banjir.

    Selain menutup perlintasan kereta api, longsor itu membuat sejumlah jadwal perjalanan kereta Senin (16/12) dan Selasa (17/12) harus dibatalkan. Karena, proses pembersihan material tengah dilakukan dengan mengerahkan Kereta NR dan alat berat ke lokasi.

    Rumah Warga Medan Krio Tergenang

    Sejumlah rumah di Gang Abadi, Desa Medan Krio, Kecamatan Sunggal, Deliserdang, tergenang banjir. Hal itu, diakibatkan luapan air sungai di kawasan setempat. 

    Hingga Rabu (18/12), sekitar pukul 10.15 WIB, genangan air masih tampak dengan ketinggian sekitar 30 cm di jalanan menuju Sekolah Islam Terpadu Jabal Noor.

    Kemudian, terlihat juga rumah-rumah warga yang berada di salah satu komplek kawasan itu juga terendam, namun belum sempat masuk ke rumah. Sementara air sungai setempat terlihat deras dan keruh. 

    “Sejak pagi tadi sudah tergenang. Air luapan dari sungai yang sedang penuh. Biasanya, tidak lama udah surut kembali,” kata Ardi, warga sekitar.

    Ardi menyebutkan, genangan ini bukan hanya kali ini, namun sudah terjadi beberapa kali sebelumnya.

    berita ini bersumber dari sumutpos


    Komentar

    Tampilkan

    Terkini