-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    >

    Temukan Kami DI Fb

    17.412 Warga Sumut Terinfeksi HIV

    redaksi
    Kamis, 20 Juni 2019, Juni 20, 2019 WIB Last Updated 2019-06-20T02:34:17Z

    Ads:

    HIV AIDS-Ilustrasi
    MEDAN,INDOMETRO.ID – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) bersama pemerintah Kabupaten/Kota diharap menggaungkan upaya pemberantasan virus HIV/AIDS. 
    Pasalnya, hingga Maret 2019, sebanyak 17.412 orang sudah terinfeksi HIV dan 4.065 dalam kondisi kesehatan AIDS.
    Berdasarkan data tersebut, Syaiful Harahap, aktivis yang konsen dalam menekan penyebaran HIV/AIDS mengungkapkan, Sumatera Utara sudah masuk peringkat ke-7 nasional jumlah penderita HIV positif. 

    Berdasarkan jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS dari tahun 1987 sampai akhir Maret 2019 terdata ada 17.412 orang yang terinfeksi HIV dan ada 4065 orang yang dalam kondisi kesehatan AIDS.
    “Terdata yang paling tinggi itu berada di DKI Jakarta, ada sekitar 60.000 lebih orang terinfeksi HIV dan 10.000 orang dengan kondisi kesehatan AIDS. Ini masih yang terdata, bagaimana dengan yang belum terdata,” ungkapnya pada kegiatan dalam acara pelatihan media dengan CSO yang digelar Indonesia AIDS Coalition di Hotel Horison, Kualanamu, Deliserdang, Selasa (18/6).
    Menurutnya, upaya yang dilakukan oleh pemerintah di daerah-daerah adalah melakukan tes HIV yang merupakan upaya pencegahan di hilir. “Jadi kalau di daerah-daerah penanganan HIV hanya dengan melakukan pengecekan, artinya masih ada orang-orang lain yang tertular. 
    Ini sebuah persoalan besar. Harapan kita harusnya dilakukan penanganan di hulu, bagaimana kita memberikan advokasi kepada laki-laki khususnya yang mempunyai istri agar tidak melakukan prilaku seksual beresiko,” ungkapnya.
    Langkah konkrit yang bisa dibuat pemerintah setempat adalah dengan membuat regulasi yang mengajak, agar pasangan suami istri melakukan konseling apabila istri sedang hamil.
    “Artinya bila suaminya berperilaku beresiko, seks dengan wanita lain tanpa menggunakan alat pengaman seperti kondom dan menggunakan jarum suntik bergantian, si istri harus diperiksa kehamilannya. Nah, di Deliserdang ini kalau tidak salah nomor 2 angka HIV/AIDS positifnya setelah Kota Medan. Jadi itu perlu diperhatikan, “pintanya.
    Menurutnya, opini salah yang berkembang saat ini adalah tidak adanya lokalisasi, maka tidak adanya pelacuran yang dianggap sebagai tempat paling rentan penyebaran virus HIV. “Nah ini yang salah besar. Karena sekarang media sosial ada, PSK itu bisa menjual dirinya melalui media sosial. Jadi peredaran HIV/AIDS bukan hanya di tempat pelacuran. Tapi perempuan yang gonta ganti pasangan beresiko menularkan HIV/AIDS,” ungkapnya.
    Ia juga mengimbau kepada pemerintah agar terus melakukan sosialisasi terkait HIV/AIDS ke masyarakat. Tujuannya, agar tidak terus-terusan menimbulkan stigma kepada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).


    “Jadi yang masyarakat perlu tahu bagaimana penyebaran HIV/AIDS, yakni melalui air mani, cairan vagina, darah dan air susu. Kalau berpegangan, minum satu gelas itu tidak menularkan. Sehingga begitu stigma itu bakal lambat laun hilang bagi ODHA,” pungkasnya. (sp)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini