-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    JustMarkets

    Temukan Kami DI Fb

    Tidak di Nafkahi, Istri dan Teman Prianya Habisi Nyawa Suami

    redaksi
    Kamis, 20 September 2018, September 20, 2018 WIB Last Updated 2018-09-20T02:42:32Z

    Follow Yok Frend :

    @adv_kaharudinsyah.sh
     Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dr H Dadag Hartanto SH SIK MSi didampingi Kasat Reskrim AKBP Putu Yuda Prawira dan Kanit Reskrim Polsek Pancur Batu Iptu Suhaily SH MH memaparkan kasus penemuan mayat di ladang buah asam Jalan Jamin Ginting, Dusun I, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deliserdang, Jumat (14/9) kemarin.
    MEDAN,INDOMETRO.ID - Kepolisian Resort Kota Besar (Polrestabes) Medan melalui Unit Pidum Satreskrim Polrestabes Medan bersama dengan Reskrim Polsek Pancurbatu berhasil mengungkap dan meringkus satu dari dua pelaku pembunuhan, Muhammad Yusuf (33) yang dibuang di ladang buah asam Jalan Jamin Ginting, Dusun I, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deliserdang, Jumat (14/9) kemarin.
    Adapun satu tersangka pembunuhan yang diringkus yakni, Chory Kumulia Dewi alias Chory (25), warga Dusun XI Ulu Brayun, Desa Ara Condong, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat yang tak lain istri korban sendiri.
    Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Dr H Dadang Hartanto SH SIK MSi kepada wartawan pada paparannya menerangkan, pengungkapan ini berdasarkan hasil penyelidikan Satreskrim Polrestabes Medan dan Reskrim Polsek Pancurbatu.
    BACA JUGA:

    “Informasi awal yang kita terima adanya penemuan mayat di kawasan Pancurbatu, langsung kita lakukan lidik. Hasilnya, ditemukan tanda-tanda kekerasa pada tubuh korban. Kemudian kita lakukan pengembangan lebih lanjut dan berhasil mendapatkan identitas korban,” ujar Kombes Pol Dadang didampingi Kasat Reskrim Porlestabes Medan, AKBP Putu Yuda Prawira.
    Lanjut Kombes Pol Dadang, pada saat pengembangan, identitas pelaku teridentifikasi, dan selanjutnya berhasil mengamankan pelaku yang tak lain istri korban.
    “Saat pengembangan, kita mendapat informasi dari seorang saksi, bahwa istri korban sempat mengambil kreta yang dititipkan korban di Binjai Super Mall pada tanggal, 14 September 2018 kemarin. Dari situ, kita temukan rekaman CCTV bahwa tersangka Chory bersama abang angkatnya yang juga tersangka GW (DPO) mengambil kreta korban di mall tersebut. Kemudian, kita lakukan interogasi dan tersangka mengakui kalau ia bersama mantan pacarnya, membunuh korban,” ungkap Kombes Pol Dadang.
    Sambung dijelaskan orang nomor satu di Mapolrestabes ini, motiv dari pembunuhan ini karena tersangka merasa sakit hati terhadap korban karena kurangnya memberikan biaya nafkah.
    “Menurut keterangan tersangka, selama setahun berumah tangga, korban hanya memberikan nafkah kepada istrinya Rp100 ribu dan Rp20 ribu/bulan. Bahkan, tersangka mengaku pernah diancam cerai oleh korban,” ungkapnya.
    Kombes Pol
    Dadang membeberkan, tersangka akhirnya menghubungi tersangka lain berinsial GW, dan akhirnya sepakat untuk membunuh tersangka setelah sebelumnya merencanakan pembunuhan tersebut.
    “Karena sakit hati, tersangka curhat kepada temannya itu. Kemudian, tersangka GW bersama istri korban merencanakan pura-pura ada pesta keluarga di Aceh dengan merentalkan mobil. Saat diperjalanan persisnya di Jln Bahorok Pantai Katak, Langkat, mobil mereka pura-pura mogok, kemudian sang istri keluar pergi ke warung. Sementara tersangka GW langsung mengeksekusi korban dengan mengikat leher korban menggunakan tali. Setelah meninggal dunia, keduanya membuang jenazah korban ke kawasan Pancurbatu,” terang Kombes Pol Dadang.
    Kapolrestabes Medan menambahkan, saat ini pihaknya tengah mendalami kasus tersebut guna memburu tersangka GW yang berhasil kabur.
    “Barang bukti yang kita amankan yakni, satu unit mobil rental, celana, kemeja yang dikenakan korban, dua unit hp. sapu tangan, uang Rp15 ribu, jam tangan, sepeda motor dan helm. Tersangka dikenakan Pasal 340 subs 338 KUHPidana tentang pembunuhan berencana, ancaman hukuman seumur hidup,” tandasnya.
    Sementara itu, tersangka Chory mengaku, tidak ada hubungan istimewa antara dia dan tersangka Ganda Winata.
    “Dia (Ganda Winata-red) hanyalah cuma abang angkat saya. Saya tidak tau lagi harus mengadu kemana. Karena itu, saya ceritakan masalah pribadi saya sama dia (Ganda Winata-red). Tentang bagaimana proses pembunuhan itu, saya sama sekali tidak tahu. Hanya saja, ketika membuang mayatnya saya mengetahui,” akunya.
    Chory juga mengakui, semasa bersama korban, dirinya kerap mendapat penganiayaan dari korban dan korban tidak memberikan nafkah.
    “Dari awal menikah hingga sampai sekarang, gajinya tidak pernah diberikan kepada saya. Setiap bulan, saya hanya menerima Rp100 sampai Rp200 ribu. Dia (korban-red) juga sering memukuliku dan meminta cerai,” ungkapnya.(smt)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini