-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    JustMarkets

    Temukan Kami DI Fb

    Gerhana Bisa Dilihat Langsung…

    redaksi
    Jumat, 27 Juli 2018, Juli 27, 2018 WIB Last Updated 2018-07-27T04:51:02Z

    Follow Yok Frend :

    @adv_kaharudinsyah.sh
    Gerhana bulan total/BMKG
    MEDAN,INDOMETRO.ID- Gerhana bulan total, yang terkenal dengan sebutan bulan darah atau blood moon akan terjadi di seluruh Indonesia pada Sabtu, 28 Juli 2018. Gerhana ini dinyatakan sebagai gerhana bulan terlama sepanjang abad.

    “Bisa dilihat dari seluruh wilayah Indonesia, ini gerhana bulan terlama dalam abad ini, sekitar 103 menit. Terjadi mulai pukul 00.00, antara pergantian tanggal 27 dan 28,” kata Kepala Bidang Informasi dan Data BMKG Wilayah I Medan, Syahnan, Jumat (27/7).
    Syahnan menjelaskan, masyarakat bisa melihat langsung dengan mata telanjang peristiwa paling bersejarah ini. Bisa pula menjadikannya bahan penelitian dan ilmu pengetahuan sebab gerhana bulan total seperti ini diprediksi baru akan bisa dilihat lagi pada 2041 mendatang.
    “Gerhana bulan ini bisa dilihat langsung…” ucapnya.
    loading...
    Ditanya dampak cuaca yang akan terjadi pasca gerhana, Syahnan mengaku belum bisa memprediksi.
    “Belum bisa kita prediksinya,” katanya.
    Kejadian Langka
    Warga Indonesia akan menyaksikan fenomena gerhana bulan total (GBT) pada Sabtu nanti. Kejadian langka alam ini adalah yang terlama di Abad 21 dengan durasi keseluruhan 6 jam 14 menit.
    Marufin Sudibyo, astronom amatir kepada Kompas.com melalui pesan singkatnya pada Jumat (6/7) lalu menyebutkan, gerhana bulan serupa ini hanya bisa ditemui 100 tahun lagi, tepatnya pada 9 Juni 2123. Gerhana ini juga sekaligus Minimoon, berbeda dengan gerhana bulan sebelumnya yang bersamaan dengan Supermoon.
    “Saat puncak gerhana nanti, jarak bumi dan bulan diperhitungkan sebesar 406.100 kilometer. Artinya, ini lebih jauh dari jarak bumi dan bulan biasanya yang hanya 384.400 kilometer. Secara tak resmi bulan dengan fase purnama yang bertepatan atau hampir bertepatan dengan saat bulan menempati titik apogee-nya dikenal sebagai Minimoon,” kata Marufin.
    Fenomena paras bulan yang kebiruan meski GBT selalu identik dengan warna merah darah. Sapuan warna biru di paras bulan akibat hamburan cahaya matahari oleh molekul-molekul ozon. Hal ini menjadi lebih bisa diamati dengan baik saat GBT terjadi. Gerhana tanpa awan juga menjadi keistimewaan gerhana bulan akhir minggu ini.
    “Faktor cuaca, gerhana nanti ini terjadi pada musim kemarau sehingga langit relatif lebih bersih. GBT lebih mudah diamati karena risiko tertutup mendung kecil,” ungkapnya.
    Mars yang jadi dayang-dayang menambah keistimewaan GBT karena bulan akan berdampingan dengan Planet Mars di langit Indonesia. Planet Mars berada pada posisi terdekat dengan bumi dalam 15 tahun terakhir.

    “Magnitudonya (Mars) diperkirakan -2,7 (normalnya hanya -0,5) sehingga jauh lebih mudah diamati,” pungkas Marufin.(online)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini