Foto |
Dalam event Pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2018, yang digelar BI dan dibuka Ibu Negara Iriana Jokowi serta didampingi Mufidah Jusuf Kalla, diharapkan membuat UMKM naik kelas dan menjual produknya di pasar global.
Gubernur BI Perry Warjiyo dalam pidato sambutannya mengatakan, produk-produk hasil kerajinan UMKM telah berkontribusi kepada produk domestik bruto (PDB) Indonesia sebesar 7 persen tiap tahunnya. Untuk itu, Perry menegaskan, BI akan terus mendorong UMKM agar dapat terus berkembang dan maju hingga membanjiri pasar ekspor.
"Ibu Negara mengarahkan kami untuk mendorong UMKM kita menciptakan ekonomi kreatif, menggali budaya-budaya kita dan mengangkat mereka. Tidak hanya dari sisi kualitas tapi akses pasar mereka," ucapnya saat pembukaan KKI 2018 Jakarta, kemarin.
Dalam membina UMKM untuk menghasilkan kualitas produk premium, BI telah menempuh tiga cara. Yaitu, menghubungkan mereka dengan pembeli negara, dengan pelaku usaha global yang lebih besar dan dengan para desainer yang punya pasar internasional.
"Binaan kami tidak hanya menunjukkan pasar kreatifnya, tapi menembus pasar global. Tidak hanya di Asia, tapi ke Eropa, Timur Tengah hingga Amerika," papar Perry.
Untuk itu, acara ini melibatkan 70 UMKM terpilih, dengan kualitas produk premium yang disaring dari 500 UMKM binaan BI di seluruh Indonesia. Selain itu, ikut dilibatkan desainer-desainer ternama anak bangsa, mulai dari Deden Siswanto hingga Dian Pelangi.
"Pasar yang sangat potensial saat ini didominasi kaum wanita, muda dan muslimah. Karena itu tidak hanya menampilkan rancangan busana konvensional, tapi juga memenuhi kuatnya permintaan busana muslimah," jelas bekas Deputi Gubernur BI ini.
Iriana Jokowi sendiri menekankan, UMKM merupakan salah satu penopang perekonomian Indonesia. UMKM banyak menyedot tenaga kerja, sehingga menjadi energi penggerak ekonomi daerah.
"UMKM saat ini harus terus meningkatkan kreativitas, memahami selera pasar, dan memahami metode permasalahan," ujar Iriana.
Kepala Departemen Pengembangan UMKM BI Yunita Resmi Sari menjelaskan, hingga kini baru 25 persen dari total UMKM BI yang secara konsisten berhasil memasuki pasar ekspor.
"Kendala utama pengembangan UMKM untuk bisa memasuki pasar ekspor karena, sebagian besar pelaku usaha UMKM memiliki pengetahuan mengenai pengembangan bisnis internasional yang minim," imbuhnya.
Dalam proses menentukan unit usaha mana saja yang dapat didorong ke pasar internasional, BI menyortir dan menilai potensi dari masing-masing unit UMKM.
Selain itu, BI juga mendorong UMKM untuk dapat melaksanakan proses produksi secara berkelanjutan dan konsisten. BI juga menilai suntikan modal menjadi masalah lain bagi pelaku UMKM.
Namun Yunita bilang, modal tak akan menjadi kendala ketika masing-masing hasil produksi UMKM telah memiliki pangsa pasarnya sendiri.
"UMKM ini kalau sudah memiliki pasar akan mudah mendapatkan suntikan modal. Sebab, bank-bank mulai melihat adanya potensi dari UMKM itu," lanjut Yunita.
Sebagai informasi, UMKM mendominasi unit usaha di Indonesia, yaitu sebesar 99,9 persen dari total unit usaha yang berjumlah 57,89 juta unit usaha.
Sehingga, UMKM berkontribusi secara signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja sebesar 96,99 persen, PDB sebesar 57,6 persen, dan ekspor 15,68 persen.
Secara struktur, UMKM di Indonesia didominasi usaha mikro sebesar 98,8 persen, dan secara sektoral didominasi sektor pertanian sebesar 49 persen dan perdagangan 29 persen.
Sementara, pada pameran KKI 2018, selain ditampilkan produk kain dan kerajinan, juga disajikan kuliner nusantara dan kopi unggulan Indonesia serta peragaan karya kreatif kain olahan UMKM binaan Bank Indonesia bekerja sama dengan desainer nasional.
Dengan berbagai kegiatan pada pameran KKI 2018 tersebut, diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap produk UMKM kreatif Indonesia.
Masyarakat dapat mengunjungi pameran KKI 2018 mulai Jumat, 20 Juli hingga Minggu, 22 Juli 2018, di Jakarta Convention Center, tanpa dipungut biaya masuk area pameran.(rmol)
Gubernur BI Perry Warjiyo dalam pidato sambutannya mengatakan, produk-produk hasil kerajinan UMKM telah berkontribusi kepada produk domestik bruto (PDB) Indonesia sebesar 7 persen tiap tahunnya. Untuk itu, Perry menegaskan, BI akan terus mendorong UMKM agar dapat terus berkembang dan maju hingga membanjiri pasar ekspor.
loading...
"Ibu Negara mengarahkan kami untuk mendorong UMKM kita menciptakan ekonomi kreatif, menggali budaya-budaya kita dan mengangkat mereka. Tidak hanya dari sisi kualitas tapi akses pasar mereka," ucapnya saat pembukaan KKI 2018 Jakarta, kemarin.
Dalam membina UMKM untuk menghasilkan kualitas produk premium, BI telah menempuh tiga cara. Yaitu, menghubungkan mereka dengan pembeli negara, dengan pelaku usaha global yang lebih besar dan dengan para desainer yang punya pasar internasional.
"Binaan kami tidak hanya menunjukkan pasar kreatifnya, tapi menembus pasar global. Tidak hanya di Asia, tapi ke Eropa, Timur Tengah hingga Amerika," papar Perry.
Untuk itu, acara ini melibatkan 70 UMKM terpilih, dengan kualitas produk premium yang disaring dari 500 UMKM binaan BI di seluruh Indonesia. Selain itu, ikut dilibatkan desainer-desainer ternama anak bangsa, mulai dari Deden Siswanto hingga Dian Pelangi.
"Pasar yang sangat potensial saat ini didominasi kaum wanita, muda dan muslimah. Karena itu tidak hanya menampilkan rancangan busana konvensional, tapi juga memenuhi kuatnya permintaan busana muslimah," jelas bekas Deputi Gubernur BI ini.
Iriana Jokowi sendiri menekankan, UMKM merupakan salah satu penopang perekonomian Indonesia. UMKM banyak menyedot tenaga kerja, sehingga menjadi energi penggerak ekonomi daerah.
"UMKM saat ini harus terus meningkatkan kreativitas, memahami selera pasar, dan memahami metode permasalahan," ujar Iriana.
Kepala Departemen Pengembangan UMKM BI Yunita Resmi Sari menjelaskan, hingga kini baru 25 persen dari total UMKM BI yang secara konsisten berhasil memasuki pasar ekspor.
"Kendala utama pengembangan UMKM untuk bisa memasuki pasar ekspor karena, sebagian besar pelaku usaha UMKM memiliki pengetahuan mengenai pengembangan bisnis internasional yang minim," imbuhnya.
Dalam proses menentukan unit usaha mana saja yang dapat didorong ke pasar internasional, BI menyortir dan menilai potensi dari masing-masing unit UMKM.
Selain itu, BI juga mendorong UMKM untuk dapat melaksanakan proses produksi secara berkelanjutan dan konsisten. BI juga menilai suntikan modal menjadi masalah lain bagi pelaku UMKM.
Namun Yunita bilang, modal tak akan menjadi kendala ketika masing-masing hasil produksi UMKM telah memiliki pangsa pasarnya sendiri.
"UMKM ini kalau sudah memiliki pasar akan mudah mendapatkan suntikan modal. Sebab, bank-bank mulai melihat adanya potensi dari UMKM itu," lanjut Yunita.
Sebagai informasi, UMKM mendominasi unit usaha di Indonesia, yaitu sebesar 99,9 persen dari total unit usaha yang berjumlah 57,89 juta unit usaha.
Sehingga, UMKM berkontribusi secara signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja sebesar 96,99 persen, PDB sebesar 57,6 persen, dan ekspor 15,68 persen.
Secara struktur, UMKM di Indonesia didominasi usaha mikro sebesar 98,8 persen, dan secara sektoral didominasi sektor pertanian sebesar 49 persen dan perdagangan 29 persen.
Sementara, pada pameran KKI 2018, selain ditampilkan produk kain dan kerajinan, juga disajikan kuliner nusantara dan kopi unggulan Indonesia serta peragaan karya kreatif kain olahan UMKM binaan Bank Indonesia bekerja sama dengan desainer nasional.
Dengan berbagai kegiatan pada pameran KKI 2018 tersebut, diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap produk UMKM kreatif Indonesia.
Masyarakat dapat mengunjungi pameran KKI 2018 mulai Jumat, 20 Juli hingga Minggu, 22 Juli 2018, di Jakarta Convention Center, tanpa dipungut biaya masuk area pameran.(rmol)