indometro.id | Aceh utara
Juru Bicara Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, Muntasir Ramli, angkat bicara terkait pernyataan Gubernur Aceh H Muzakir Manaf (Mualem) yang menyebutkan Bupati/Walikota di Aceh jangan cengeng, dan jika tidak sanggup menghadapi bencana lebih baik mundur.
Muntasir Ramli, Sabtu, 6 November 2025, menyebutkan Bupati Aceh Utara yang akrab disapa Ayahwa, dan Wakil Bupati Tarmizi Panyang, SE, sudah bekerja sangat maksimal dari pagi, siang hingga malam, mengevakuasi masyarakat korban banjir hingga membantu penyaluran logistik. Hal tersebut bisa dilihat langsung dari video-video yang beredar, semenjak hari pertama banjir sampai saat ini.
"Bupati Aceh Utara dan Wakil Bupati terus berada di lapangan dan di tengah-tengah warga, berjibaku dengan lumpur banjir, memasuki perkampungan dan tempat pengungsian, bahkan dengan susah payah mencapai tempat terisolir untuk melihat langsung kondisi warga dan dampak kerusakan yang sangat dahsyat akibat bencana," ungkap Muntasir.
Oleh sebab itu, pernyataan Gubernur Aceh H Muzakir Manaf, menurut Muntasir, tidak ditujukan kepada Bupati Aceh Utara (Ayahwa). Akan tetapi, ditujukan kepada Bupati atau Walikota yang meninggalkan Aceh dan pergi meninggalkan warganya saat tertimpa bencana banjir. “Jadi, sekali lagi, bukan ditujukan kepada Bupati Aceh Utara," tegasnya.
Saat ditanya oleh awak media, terkait surat ketidaksanggupan Bupati dalam menangani bencana banjir dan menangis meminta bantuan pusat, kata Muntasir, itu tujuannya bukan ingin meninggalkan tugas dan tanggungjawab sebagai Kepala Daerah.
"Akan tetapi, berkaitan dengan perasaan rasa sayang dan cintanya Bupati kepada rakyatnya yang sedang tertimpa bencana banjir dan longsor. Hingga hari ke-12 pasca banjir masih banyak jenazah belum dievakuasi, warga yang dinyatakan hilang belum ditemukan, bantuan sangat minim, pengungsi terancam kelaparan akibat bantuan sangat minim, oleh sebab itu Bupati menangis karena memikirkan nasib warganya," jelas Muntasir.
Sebelum menandatangani surat pernyataan ketidaksanggupan, tambahnya, Bupati Ayahwa sudah terlebih dahulu berkeliling ke seluruh wilayah. Saat itu jalan darat, listrik dan saluran komunikasi masih blackout (padam total), material banjir dan air masih tergenang, sejumlah ruas jalan lumpuh total. Ayahwa dengan menggunakan parahu karet dan boat nelayan, Ayahwa berhasil menjangkau tempat tempat terisolir.
"Beliau turun langsung ke lokasi banjir dan melihat rakyatnya jatuh korban jiwa, harta benda, dan saat itu masih bayak jenazah (korban banjir) yang belum dievakuasi. Tentu saja, Bupati sebagai pemimpin wilayah yang sangat luas, terdiri dari 27 Kecamatan dan 852 Desa, hampir 90% wilayahnya lumpuh total saat itu, disertai peralatan dan tim evakuasi terbatas. Siapapun Bupatinya tidak akan mampu menangani persoalan tersebut sendirian. Oleh sebab itu Bupati berkali kali, mengetuk hati semua pihak dan meminta semua agar turun tangan ikut membantu warganya."
Itulah yang kemudian menyebabkan Bupati menangis dan memohon agar Presiden RI H. Prabowo Subianto dan semua pihak memberikan atensi (perhatian) khusus. "Jangan biarkan warga yang selamat dari banjir, kemudian mati akibat kelaparan. Jadi, bukan cengeng atau meninggalkan tanggungjawab sebagai pemimpin," kata Muntasir.



Posting Komentar untuk "Pernyataan Mualem tidak ditujukan untuk Bupati Aceh Utara"