Reduce bounce ratesindo Sulitnya Berkonsentrasi Saat Doa, Pater Kletus Hekong Singgung Resistensi Berdoa - Indometro Media

Sulitnya Berkonsentrasi Saat Doa, Pater Kletus Hekong Singgung Resistensi Berdoa

 

















Ruteng,Indometro.id - Hari ini oleh Gereja Katolik di sebut hari Minggu Biasa XVII Tahun C/1 dan dirayakan sebagai hari para Lansia. Oleh Gereja Katolik hari ini dipandang sebagai momen penghormatan, pendampingan, dan pemberdayaan lansia sebagai bagian integral dari komunitas gereja dan masyarakat. Gereja Katolik menekankan pentingnya lansia sebagai sumber kebijaksanaan, pengalaman, harapan, dan mengajak umat untuk menghargai peran mereka dalam keluarga dan masyarakat. 

Dihadapan ratusan umat Paroki St. Antonius Padua Rii Beamese kecamatan Cibal,  Pater Kletus Hekong, SVD menyinggung tentang hambatan rohani umat saat berdoa pada misa Minggu tanggal 27 Juli 2025. Kletus mengangkat situasi seseorang terperangkap dalam lamunan dalam sebuah ilustrasi.


          Mengelamun Ketika Berdoa 

Mengapa banyak orang tidak mau berdoa lagi?, tanya pater Kletus mengawali kotbahnya. Ada banyak alasan. Putri, seorang karyawati bank punya alasan. "Dulu saya rajin berdoa. Sekarang sudah jarang berdoa karena tidak ada konsentrasi lagi. Saya gampang sekali kehilangan konsentrasi. Gampang mengelamun. Mungkin karena saya terlalu capek". Begitu cerita Putri, katanya.

Disampaikannya bahwa sesungguhnya tidak ada satu manusia pun yang bisa berdoa dengan konsentrasi 100 %. Kalau menghadiri ekaristi yang lamanya 30 menit, selalu ada saatnya pikiran melayang-layang. Ada yang bisa berkonsentrasi selama 10 menit dan mengelamun 20 menit. Ada yang mengelamun 25 menit dan bisa berkonsentrasi selama 5 menit saja. Kemampuan konsentrasi tidak sama untuk setiap orang.  

Resistensi dalam Doa 

Hilangnya konsentrasi di dalam doa disebut "resistensi dalam doa". Semua manusia mengalami resistensi dalam doa. Siapapun. Paus, uskup, imam, suster, bruder, frater, ketua lingkungan, bapa, mama dsb kalau berdoa pasti mengelamun, pasti mengalami resistensi dalam doa. 

Ada tiga alasan resistensi dalam doa, ujar pater Kletus yang didampingi Diakon Herman Jewaru, Pr. Pertama, kalau ada persoalan dalam hidup. Seorang ibu yang tahu bahwa suaminya selingkuh, akan terganggu konsentrasinya ketika menghadiri ekaristi. Apalagi kalau wanita yang diduga itu hadir dalam ekaristi. Sang ibu akan merasa terganggu. Mulutnya berdoa, menjawab semua doa dalam ekaristi, tapi hati dan pikiran penuh kemarahan, bahkan penuh umpatan kepada si wanita yang diduga sebagai pelakor. Dia bangun maju menerima komuni karena orang di sekitarnya bangun untuk maju. 










Ada banyak persoalan dalam hidup. Uang hilang, HP hilang, anak sakit, anak minta uang kuliah, anak lari dari rumah, ditinggal pergi oleh kekasih, kredit belum lunas, proposal skripsi ditolak dsb bisa menyebabkan resistensi dalam doa.

Penyebab kedua dari resistensi ialah kecapaian. Setelah bekerja sepanjang hari, melakukan perjalanan panjang,  orang sulit berdoa dengan penuh konsentrasi. Kalau di rumah ada doa rosario, maka sepanjang doa, orang itu akan oleng sana oleng sini karena mengantuk. Sering mulut menjawab doa, tetapi doa hanya di mulut saja. Yang pasti nanti pada akhirnya orang itu akan terkejut, doa sudah selesai. 

Cobalah bertanya kepada orang yang menghadiri misa. Tadi, bacaan pertama tentang apa? Injil tentang apa? Kotbah tentang apa? Banyak sekali orang yang tidak tahu. Mengapa? Karena ada resistensi.

Penyebab ketiga dari resistensi dalam doa ialah usia lanjut dan sakit. Orang jompo sulit berdoa dengan konsentrasi yang penuh. Kalau menghadiri misa selama 30 menit, bisa saja mereka tertidur 25 menit dan sadar selama 5 menit. Apalagi kalau ada kata pembukaan yang panjang, kotbah yang panjang, bacaan2 kitab suci yang panjang, sebagian besarnya tidak didengar. Ada orang jompo duduk di kursi dan memulai doa rosario pribadi. Hanya setelah beberapa menit, dia tertidur dan rosarionya sudah  jatuh di lantai.

Bisa jadi ada yang bertanya, kalau setiap kali berdoa, setiap manusia mengalami resistensi, masih perlukah berdoa? Resistensi tidak boleh menjadi alasan orang tidak berdoa atau berhenti berdoa. Resistensi melekat dalam diri setiap manusia. Semakin malas berdoa, resistensinya semakin parah. Semakin sering berdoa, semakin sering menghadiri ekaristi, semakin sedikit resistensinya. Bahwa berdoa tanpa resistensi, tidak bakal terjadi selama kita masih sebagai manusia, selama kita masih berada di  dunia.

Dalam injil hari ini para murid minta kepada Yesus supaya mengajar  mereka berdoa. Permintaan mereka sangat istimewa. Yang mereka minta bukan uang, bukan harta tetapi tentang cara berdoa. Para murid sudah diajar berdoa. Kita pun sudah biasa berdoa. Kalau sekarang kita minta kepada Yesus bukan saja " Tuhan ajarilah kami berdoa"  tetapi juga "Tuhan ajarilah kami supaya selalu berdoa, meskipun selalu ada resistensi". 

Yang paling penting bagi kita ialah memberi waktu untuk berdoa, berkomunikasi dengan Tuhan. Tuhan melihat kesediaan kita untuk memberi waktu untuk berdoa. Tuhan tahu bahwa ada resistensi dalam doa. Tuhan tidak menilai resistensi yang kita alami tetapi waktu yang secara khusus yang kita berikan untuk Tuhan. Berdoa terus, tidak usah peduli, ada resistensi atau tidak, pinta pater Kletus.    "Selamat untuk Para Lansia".           (Yos G)

Posting Komentar untuk "Sulitnya Berkonsentrasi Saat Doa, Pater Kletus Hekong Singgung Resistensi Berdoa "

PELUANG TIAP DAERAH 1 ?