-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    JustMarkets

    Temukan Kami DI Fb

    Perlunya Deteksi Prostat Bagi Kaum Pria diatas 50 Tahun

    redaksi
    Jumat, 29 Maret 2024, Maret 29, 2024 WIB Last Updated 2024-03-29T04:30:36Z

    Follow Yok Frend :

    @adv_kaharudinsyah.sh



     Jakarta,indometro.id -

    Perbesaran prostat jinak yang diidap penguasa Inggris Raja Charles III awal 2024 membuat banyak pria makin sadar tentang penyakit tersebut. Pencarian kata kunci 'enlarged prostate' di kalangan warganet Inggris meningkat signifikan ketika itu.

    Sebelum akhirnya didiagnosis mengidap kanker, Raja Charles III menjalani operasi untuk mengatasi kondisi prostatnya tersebut di usia 75 tahun. Sebenarnya, di usia berapa sih pria perlu tahu kondisi kesehatan prostat?

    Prostat merupakan kelenjar kecil yang terletak di antara batang penis dan kandung kemih pada pria. Kelenjar ini memainkan peran penting dalam fungsi seksual pria. Namun, seiring bertambahnya usia, prostat dapat mengalami masalah atau gangguan yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan pria.

    Gangguan prostat dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, mulai dari pembesaran prostat jinak, pembesaran prostat ganas, serta infeksi prostat. Menurut spesialis urologi RS Abdi Waluyo, dr Adistra Imam Satjakoesoemah, SpU pembesaran prostat biasanya terjadi pada dekade kelima atau usia 50 tahun seorang pria.

    "Bisa sih jadi earlier. Sampai detik ini tapi sih kita patoknya 50 tahun. Ada namanya hereditary prostate cancer. Jadi ini kanker prostat atau abnormal prostat biasanya terjadi di sekitar dekade empat," ungkap dr Adistra saat ditemui awak media di Jakarta Pusat, Kamis (28/03/24).

    "Kalau saat ini, di bawah 40 atau 20 bisa nggak kena kanker prostat? Sampai detik ini sih belum ada ya," imbuhnya.

    "Jadi itu semua terkait sama mekanisme dari hormon testosteron sendiri, terhadap stimulasi atau sensitivitas dari sel sel masing-masing tadi si prostat. Dan tiap tiap orang itu punya reseptor, reseptornya berbeda beda di prostatnya," lanjutnya.

    Menurut dr Adistra, pada usia sekitar lima puluh tahun, pria mulai merasakan penurunan energi, menandai masuknya dalam fase chronicle. Terlepas dari ada atau tidaknya gejala, harus tetap concern dan melakukan cek Prostate-Specific Antigen (PSA).

    Untuk gejala gangguan prostat sendiri umumnya terkait dengan masalah buang air kecil, karena adanya saluran kencing di bagian tengah prostat. Sehingga apabila ada pembesaran pada prostat maka dapat menyebabkan gangguan pada proses kencing.

    "Gejala yang paling sering adalah salah satunya interruption in the urine stream, jadi kaya ser ser gitu ya kencingnya, dan yang paling sering terjadi di atas 70 persen case orang yang mengalami pembesaran prostat yang menyumbat, dia akan mengalami kencing malam," imbuh dr Adistra.

    Untuk penyembuhan gangguan prostat dapat dilakukan dengan beberapa macam, dapat melalui pemberian obat-obatan hingga operasi definitif. Hanya saja masing-masing memiliki efek samping.

    Salah satu pengobatan minimal invasif pembesaran prostat yang saat ini diunggulkan salah satunya adalah Water Vapor Thermal Therapy untuk prostat dengan ukuran 30-80 ml. Sementara untuk pembesaran prostat yang lebih besar dapat dilakukan Prostate Laser Surgery.

    Sumber : Detik


    Komentar

    Tampilkan

    Terkini