-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    JustMarkets

    Temukan Kami DI Fb

    Pengarauh Buruk Kebanyakan Makan Jengkol Pada Ginjal

    redaksi
    Jumat, 29 Maret 2024, Maret 29, 2024 WIB Last Updated 2024-03-29T04:07:18Z

    Follow Yok Frend :

    @adv_kaharudinsyah.sh

     



    Jakarta,indometro.id -

    Pakar ilmu penyakit dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI ) Prof. Suhardjono mengatakan ginjal pada tubuh bisa terganggu oleh hambatan kimiawi seperti etilen glikol hingga kebanyakan makan jengkol.

    "Jaringan ginjal yang rusak bisa disebabkan oleh infeksi, bisa disebabkan oleh obat-obat, dan zat kimia. Atau juga oleh kristal, misalnya seperti orang kalau kejengkolan, kebanyakan makan jengkol," kata Suhardjono sebagaimana dikutip Antara, Rabu, 27 Maret 2024.

    Suhardjono menjelaskan etilen glikol biasa digunakan di beberapa negara untuk mencegah pembekuan mesin kendaraan saat musim dingin. Namun sejumlah produsen obat menyamakan EG dengan gliserol untuk membuat sirup obat batuk anak. Reaksinya menimbulkan gangguan ginjal akut di Indonesia.

    Menurutnya, gangguan ginjal akut adalah kerusakan ginjal yang masif sehingga ada pasien yang sampai cuci darah (hemodialisis), ada yang mesti cangkok ginjal (mengganti ginjal yang rusak dengan ginjal yang masih berfungsi baik). Tapi kalau kerusakan masih ringan, ada harapan untuk menidurkan gangguan ginjal tersebut lewat terapi dan pengobatan. Dia mengatakan sebagian besar penyakit ginjal dapat dicegah dan diobati apabila ditemukan lebih awal.

    "Tapi kalau sudah berat, dia irreversible, seperti penyakit ginjal yang lain," ujar Suhardjono.

    Dampak buruk jengkol
    Sementara kebanyakan makan jengkol dapat menyebabkan kolik ginjal atau rasa nyeri hebat akibat adanya penyumbatan aliran kencing oleh kristal purin. Cara mengantisipasinya adalah memeriksa kesehatan ke dokter secara berkala. Misalnya satu tahun satu kali, lakukan medical check up agar risiko pemburukan lebih lanjut hingga komplikasi bisa dicegah atau disembuhkan lebih cepat.

    "Sekarang BPJS pun bisa mencakup pembayaran MCU pada usia lanjut untuk cek kesehatannya. Jadi lakukan pemeriksaan secara berkala," saran Suhardjono.

    Kedua, atur pola makan supaya seimbang dengan kebutuhan. Asupan purin di dalam jengkol dan kalium di dalam pisang harus sesuai anjuran dokter.

    "Kalau kaliumnya terkontrol, asam urat terkontrol boleh karena lebih banyak manfaatnya daripada bahayanya. Jadi, pengobatan itu harus sesuai orangnya, enggak semua kami cap apa-apa sama, enggak begitu, jadi berbeda-beda," papar Suhardjono.

    Ia menganjurkan pasien untuk menghindari makanan dan minuman ultraproses, artinya sudah bercampur garam, gula, dan lain-lain di dalam makanan dan minuman. Lebih dianjurkan untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang murni dan segar.

    Sumber : Tempo.co

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini