-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    >

    Temukan Kami DI Fb

    Garuda dan Lion Air Gagal Landing di Kalimantan, Ada Apa Sebenarnya?

    Andreas P
    Kamis, 14 Januari 2021, Januari 14, 2021 WIB Last Updated 2021-01-14T14:19:31Z

    Ads:

    Ilustrasi Pesawat Garuda

    Indometro.id - Otoritas bandara membenarkan bahwa pesawat Lion Air dan Garuda Indonesia rute Jakarta-Pontianak kemarin gagal mendarat di Bandara Internasional Supadio Pontianak.

    "Memang benar hari ini ada dua maskapai yang dialihkan pendaratan (divert) disebabkan cuaca buruk," kata General Manager PT Angkasa Pura II Cabang Bandara Internasional Supadio Pontianak Eri Brawliantoro di Sungai Raya, Rabu, 13 Januari 2021.


    Eri menyebutkan kedua pesawat itu memiliki kode penerbangan GA 504 milik Garuda Indonesia dan kode penerbangan JT 684 milik maskapai Lion Air. Kedua pesawat terpaksa dialihkan mendarat di bandara lain.


    Lebih jauh Eri menjelaskan yang terjadi kemarin adalah hal lumrah dalam dunia penerbangan karena mengutamakan faktor keselamatan. "Divert (bukan di tujuan semula) dan RTB (Return to Base) atau pesawat yang sudah terbang untuk beberapa saat tetapi kembali lagi ke bandar udara awal atau bandar udara alternatif terdekat karena alasan tertentu," ucapnya.


    Eri mengungkapkan akibat dari cuaca buruk itu, untuk pesawat Lion Air dialihkan ke Batam, sedangkan pesawat Garuda dialihkan ke Palembang. Selain dua pesawat itu, satu pesawat lainya milik Sriwijaya Air juga hampir mengalami hal serupa namun berhasil landing di Bandara Supadio Pontianak.


    Saat cuaca kurang baik, kata Eri, pesawat Sriwijaya Air sempat landing. "Itu karena cuacanya sempat terang sedikit dan jarak pandang sempat memenuhi standar. Sementara itu pesawat Batik Air sempat holding. Kalau sudah begitu ada keputusan apakah akan landing atau divert," tuturnya.


    Dia menyebutkan ada beberapa faktor cuaca yang bisa mempengaruhi penerbangan, salah satunya karena angin atau visibility atau jarak pandang yang memang di bawah standar sehingga bisa mengganggu keselamatan penerbangan.

    Oleh karena itu, menurut Eri, setiap pengoperasian penerbangan pesawat perlu mengetahui cuaca yang mengacu pada BMKG. "Data ini akan diteruskan kepada ATC maupun pilot salah satunya saat akan landing untuk mengambil keputusan apakah landing atau divert."



    (Andreas)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini