-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    >

    Temukan Kami DI Fb

    Program Kementerian KLHK Melalui BPDAS Bangka Belitung

    redaksi
    Minggu, 29 November 2020, November 29, 2020 WIB Last Updated 2020-11-29T12:22:45Z

    Ads:

    penanaman mangrove 


    BABEL .indometro.id - Program Kementerian KLHK Melalui BPDAS Bangka Belitung, Mampu Menggerakkan Ekonomi Masyarakat di Era Pandemi

    Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), kini tengah melaksanakan program padat karya melalui penanaman mangrove dengan melibatkan Kelompok Tani Hutan (KTH)

    Di Bangka Belitung program yang ditargetkan mampu menggerakan ekonomi masyarakat, di era pandemi Covid-19, telah berlangsung sejak awal bulan Oktober, diawali dengan penyiapan kayu ajir dan kayu larikan serta kegiatan penyediaan bibit mangrove.

    Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pengendalian Daerah Aliran Sungai (BPDAS) dan Rehabilitasi Lahan, Baturusa Cerucuk Bangka Belitung Ir Tekstiyanto MP, saat di jumpai. 

    Sedikitnya 500 hektar kawasan mangrove di Pesisir Bangka Belitung, telah menjadi target dalam program ini. Setidaknya ada sekitar 1000 masyarakat yang terlibat langsung dalam program di empat kabupaten yakni, Bangka Tengah, Bangka Selatan, Belitung dan Belitung Timur. Mereka sebagian besar adalah,  kalangan nelayan dan masyarakat pesisir, yang terlibat dalam penyiapan bibit yang tergabung dalam 37 KTH.

    Khusus dalam penyiapan bibit sulaman, kata Tekstiyanto, KTH dianjurkan,  memanfaatkan gelas plastik bekas, ketimbang polybag semai. Dengan demikian kita berharap, melalui kegiatan ini, kita dapat memanfaatkan sampah plastik yang tersebar dibanyak tempat.”Karena di sebagian wilayah Bangka Belitung ini, air laut kering malam, maka ada sebagian KTH melakukan, penanaman pada malam hari,” ungkap Tekstiyanto.

    Saat menemui Fajar selaku Ketua KTH Kerangas Mudong Lestari Desa Selingsing Kecamatan Gantung menjelaskan, salah satu kelompok yang melakukan penyulaman dan pemasangan alat pemecah ombak pada malam hari. Kondisi ini dilakukan, karena pada siang hari air laut tengah pasang tinggi, dan kondisi seperti ini menurut Fajar diperkirakan, akan berlangsung sampai akhir bulan Desember 2020. Sementara target penanaman, harus selesai paling lambat pertengahan Desember. Mengingat waktu penanaman yang sangat terbatas.”Maka tidak ada pilihan lain, kecuali melakukan penanaman pada malam hari,” ujarnya.

    Sedangkan Wakil Ketua KTH II yang terlibat langsung dengan kegiatan program penanaman mangrove mengatakan, kami masyarakat sangat merespon positif dengan kegiatan dan program dari kementerian KLHK melalui BPDAS, dan banyak masyarakat yang sehari-harinya beraktivitas mencari ikan dan di situsi kondisi pandemi, harga ikan murah dan sulit untuk menjualnya.”Kalau melaut itu, belum tentu dapat ikan, kalau pun dapat murah harganya, tapi paling satu atau dua kilo yang nilainya kecil, terlebih di saat harga ikan yang murah seperti sekarang ini,” ungkapnya.

    (isdani)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini