 |
| Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara |
Bukan tanpa sebab. Pertanyaan Rudiantara itu dipandang menyindir pegawai Kominfo yang disinyalir memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno, dengan meminta untuk mengaca diri siapa yang selama ini menggaji mereka.
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, M. Kholid, menilai, sebagai pejabat publik, pernyataan Rudiantara itu tidak pantas dan arogan.
"Saya kira itu sikap yang tidak pantas dan sangat arogan ya. Sangat disayangkan pernyataan seperti keluar dari seorang pejabat publik selevel menteri," kata Kholid saat dihubungi, Jumat, 1 Februari 2019.
Menurutnya, pernyataan tersebut menyinggung nurani dan akal sehat sebagai bangsa. Ia justru mempertanyakan hubungannya pilihan politik dengan gaji.
BACA JUGA:
"Gaji yang diterima ASN itu uang negara yang diperoleh dari rakyat, bukan dari penguasa. ASN itu abdi negara, abdi rakyat, bukan abdi penguasa," Kholid menegaskan.
Dalam acara tersebut, Rudiantara memimpin pemilihan desain stiker sosialisasi pemilu yang akan ditempelkan di lingkungan kantor, dengan skema pemungutan suara.
Ada dua opsi desain yakni nomor 01 dan nomor 02. Kemudian salah seorang pegawai naik ke atas, dan diminta untuk memilih opsi dua desain yang terdapat di atas.
“Ibu kenapa memilih nomor ini?” tanya Rudiantara.
“Bismillahirahmanirahim. Mungkin terkait keyakinan saja, Pak. Atas visi misi yang disampaikan oleh nomor dua,” jawab sang pegawai.
“Terima kasih, terima kasih,” kata Rudiantara.
Pegawai itu lantas turun dari atas panggung menuju tempat duduknya.
Rudiantara kemudian melontarkan pertanyaan kepada sang pegawai tadi, “Bu, ibu, yang bayar gaji ibu siapa sekarang? Pemerintah atau siapa? Bukan yang keyakinan itu? Ya sudah, terima kasih."(vv)
