-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    >

    Temukan Kami DI Fb

    1.056 Hotspot Meningkat, BMKG Ingatkan Waspada Kebakaran Hutan

    redaksi
    Kamis, 23 Agustus 2018, Agustus 23, 2018 WIB Last Updated 2018-08-23T08:21:06Z

    Ads:

    image_title
    Pemadaman kebakaran hutan dan lahan melalui helikopter di di Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan.
    INDOMETRO.ID- Jumlah titik panas atau hotspot meningkat seiring semakin meluasnya pengaruh musim kemarau di sejumlah wilayah di Indonesia. Pengaruh musim kemarau meluas ke wilayah Sumatera bagian Selatan, Kalimantan, dan sebagian Sulawesi.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi pengaruh musim kemarau yang berlangsung Agustus hingga September hanya mencakup sebagian besar Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
    Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan wilayah yang cukup signifikan mengalami peningkatan titik panas yaitu Kalimantan Barat sebanyak 798 titik, Kalimantan Tengah sebanyak 226 titik, Jambi sebanyak 19 titik dan Sumatera Selatan berjumlah 13 titik.
    Dwikorita menuturkan, bahwa informasi titik panas tersebut dianalisis oleh BMKG berdasarkan citra Satelit Terra Aqua (LAPAN). Peningkatan jumlah titik panas ini, menurutnya diakibatkan kondisi atmosfer dan cuaca yang relatif kering sehingga mengakibatkan tanaman menjadi mudah terbakar.
    "Kondisi tersebut perlu diperhatikan, agar tidak diperparah dengan maraknya pembukaan lahan untuk perkebunan dan pertanian dengan cara membakar," ujar Dwikorita di Jakarta, Kamis, 23 Agustus 2018.
    Oleh karena itu, BMKG terus berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK),  Pemerintah Daerah, Instansi terkait, dan masyarakat luas untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran lahan dan hutan, bahaya polusi udara dan asap, potensi kekeringan lahan dan kekurangan air bersih.
    "Yang perlu diwaspadai adalah dampak paparan kabut asap jika sampai terbakar karena sangat berpotensi menganggu kesehatan," ujarnya.(vv)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini