SMPN 3 Sandaran Rusak Parah di Tengah Anggaran Rp 1,5 Triliun
Kutai Timur – Kondisi fisik SMP Negeri 3 Sandaran yang terletak di pelosok Kecamatan Sandaran, Kutai Timur, kini menjadi sorotan serius.
Foto-foto yang beredar menunjukkan bangunan sekolah mengalami kerusakan parah: plafon bolong, dinding mengelupas, atap rusak, lantai kayu lapuk, hingga teras yang tidak lagi kokoh.
Sekolah yang seharusnya menjadi tempat belajar nyaman, justru terlihat seperti bangunan yang lama ditinggalkan dan bisa menjadi ancaman bagi siswa jika suatu waktu terjadi hal hal yang tidak di inginkan,
di karenakan kondisi bangunan sekolah yang memprihatikan terlihat seperti bangunan yang lama ditinggalkan.
Anggaran pendidikan Kutai Timur pada tahun 2024 adalah Rp1,5 triliun hingga Rp3,3 triliun, atau sekitar 22% dari APBD.
Peningkatan anggaran ini dialokasikan untuk berbagai program, seperti peningkatan kompetensi guru, pembangunan sarana prasarana, pengadaan fasilitas belajar, dan program beasiswa.
Janji Disdik Kutim Tak Terpenuhi
Beberapa bulan lalu, Kepala Dinas Pendidikan Kutim menyampaikan bahwa berdasarkan laporan dari Kabid SMP, pembangunan kantor SMPN 3 Sandaran akan dikerjakan tahun ini.
Namun hingga memasuki akhir tahun anggaran—tinggal satu bulan lagi— tidak ada satu pun aktivitas pembangunan yang terlihat di lokasi sekolah tersebut.
Tidak ada material, tidak ada pekerja, dan tidak ada progres fisik apa pun.
Seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengonfirmasi hal itu.
“Memang pernah disampaikan bahwa kantor sekolah mau dibangun. Tapi sampai sekarang tidak ada pekerjaan sama sekali, kondisinya masih sama seperti dulu,” ujarnya.
Kondisi ini memunculkan pertanyaan besar mengenai transparansi anggaran dan apakah kegiatan pembangunan tersebut benar-benar direalisasikan.
ETH KALTIM: “Dugaan Proyek Fiktif Semakin Menguat”
Menanggapi situasi ini, Tim Investigasi Elang Tiga Hambalang (ETH) Kalimantan Timur langsung mengambil langkah serius. Koordinator tim, Ruswanto, menyatakan bahwa ketidaksesuaian antara pernyataan Disdik Kutim dan kondisi di lapangan tidak boleh dibiarkan.
“Kadis Disdik sudah memastikan bahwa pekerjaan kantor sekolah masuk tahun ini berdasarkan laporan Kabid SMP. Tapi kenyataannya, sampai menjelang akhir tahun, tidak ada tanda-tanda pekerjaan. Ini sangat menguatkan dugaan adanya proyek fiktif terkait SMPN 3 Sandaran,” tegasnya.
ETH KALTIM memastikan akan menindaklanjuti persoalan ini secara resmi.
“Dalam waktu dekat, ETH KALTIM akan mendatangi Dinas Pendidikan Kutim untuk meminta klarifikasi tertulis, dokumen kegiatan, dan data anggaran terkait sekolah tersebut. Jika ada kejanggalan, kami akan mendorong audit dan pelaporan kepada aparat penegak hukum,” tambahnya.
Menuntut Pemerataan Pembangunan Pendidikan
Kasus SMPN 3 Sandaran menunjukkan adanya kesenjangan pembangunan pendidikan antara wilayah kota dan pelosok. Dengan anggaran triliunan rupiah, masyarakat berharap pemerintah tidak hanya fokus pada program besar, tetapi juga pada sekolah-sekolah terpencil yang justru paling membutuhkan dukungan.
“Ini bukan sekadar soal bangunan, tetapi soal masa depan anak-anak di pelosok. Jangan sampai dana pendidikan hanya habis di atas kertas,” tegas Ruswanto.
Hingga berita ini ditayangkan, belum ada keterangan lebih lanjut dari Dinas Pendidikan Kutai Timur terkait belum dimulainya pembangunan kantor sekolah tersebut.






Posting Komentar untuk "SMPN 3 Sandaran Rusak Parah Di Tengah Anggaran Rp 1,5 Triliun"