Reduce bounce ratesindo Kolaborasi MBG dan Petani Holtikultura di Manggarai Wujudkan Kemandirian Ekonomi Lokal - Indometro Media

Kolaborasi MBG dan Petani Holtikultura di Manggarai Wujudkan Kemandirian Ekonomi Lokal

 















Ruteng, NTT, Indometro.id — Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Locak Jaya di La’o, Kelurahan Wali, Kecamatan Langke Rembong, kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur, Regina Mbut, mengaku program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan oleh Pemerintah saat ini memberikan dampak besar terhadap peningkatan hasil usaha pertanian hortikultura kelompoknya.

Hal itu disampaikan Regina saat ditemui media ini di lahan pertanian kelompoknya, Jumat (24/10/2025).

Hasil Panen Hortikultura Meningkat Signifikan

Menurut Regina, hasil penjualan sayuran hortikultura jauh lebih menjanjikan dibandingkan dengan menanam padi seperti dulu.

“Hasilnya sangat memuaskan, sampai bisa menyekolahkan anak-anak. Kalau dulu kami menanam padi, penghasilannya tidak cukup untuk biaya sekolah. Sekarang dengan sayuran hortikultura, hasilnya benar-benar membantu kami,” ujar Regina yang akrab disapa Mama Gin.

Kelompok Locak Jaya yang beranggotakan sembilan orang wanita ini aktif menanam berbagai komoditas hortikultura seperti tomat, buncis, wortel, kol bunga, dan brokoli.

Ia mencontohkan, dari 1.000 pohon tomat, setiap pohon bisa menghasilkan hingga 5 kilogram buah, tergantung kondisi cuaca dan luas lahan.

Harga tomat pun cukup menjanjikan, yakni:

harga Rp20.000/kg saat musim kemarau, dan harga Rp10.000/kg saat musim hujan.

Luas lahan yang dikelola kelompok ini mencapai sekitar 3 hektare, dengan sistem tanam bergilir sesuai permintaan pasar, termasuk dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) program MBG Kabupaten Manggarai.













Pasar Jelas, Kualitas Terjamin

Dari sisi kualitas, produk hortikultura kelompok Locak Jaya sangat terjaga karena menggunakan pupuk kompos dari kotoran ayam sebagai pupuk dasar.

Selain itu, mereka hanya menggunakan insektisida alami pada masa pertumbuhan awal, dan tidak melakukan penyemprotan menjelang panen untuk menjaga keamanan konsumsi.

“Tempat penjualan kami di Pasar Impres Ruteng dan juga Labuan Bajo. Kadang pedagang datang langsung membeli ke lokasi dan membayar di tempat,” jelas Regina.

Dukungan Program MBG: Pasar Stabil dan Terjamin

Mama Gin menuturkan, kelompoknya memiliki kerja sama langsung dengan Dapur MBG Lawir dan Dapur MBG Dongang yang salah satunya dikelola oleh tim SPPG di bawah pimpinan Bona Onggot.

Setiap minggu, dapur MBG tersebut rutin datang membeli hasil panen kelompoknya sebanyak tiga kali dalam seminggu.

“Harga yang kami jual sama dengan harga pasar. Apa yang disuruh oleh MBG, itu yang kami tanam. Kadang dua dapur sekaligus datang membeli, dengan jenis sayuran berbeda sesuai menu MBG di dapur mereka,” ujarnya.

Harapan dan Tantangan Petani

Regina berharap program MBG terus dilanjutkan oleh Presiden Prabowo Subianto karena terbukti berdampak positif bagi peningkatan ekonomi petani dan stabilitas pasar hortikultura lokal.

Namun, ia juga menyampaikan adanya kendala utama berupa keterbatasan pupuk bersubsidi.

Setiap anggota kelompok hanya mendapat dua karung pupuk per KTP, sementara kebutuhan mereka jauh lebih banyak karena menanam hingga tiga kali dalam setahun di lahan seluas 10 hektare di Lingko Loko.

“Kami berharap pupuk bersubsidi bisa ditambah karena sangat membantu. Kalau pupuk cukup, hasil panen bisa sampai lima kali dengan buah yang lebat,” pungkasnya.

Dampak Ekonomi Nyata

Program MBG bukan hanya menekan angka gizi buruk anak, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi petani lokal, terutama kelompok wanita.

Bagi Regina dan rekan-rekannya, hasil dari pertanian hortikultura kini mampu membiayai pendidikan anak-anak dan mencukupi kebutuhan rumah tangga.

“Sekarang kami tidak hanya jadi petani, tapi juga pelaku usaha yang punya pasar tetap. Semua ini berkat program MBG,” tutup Mama Gin penuh semangat. (****)

Posting Komentar untuk "Kolaborasi MBG dan Petani Holtikultura di Manggarai Wujudkan Kemandirian Ekonomi Lokal"

PELUANG TIAP DAERAH 1 ?