Ruteng, NTT, Indometro.Id - Menteri HAM Natalius Pigai lakukan kunjungan kerja selama dua hari sejak 20-21 Mei 2025 di Manggarai. Dalam kunjungan hari kedua, Menteri HAM Natalius Pigai memberikan Kuliah umum di Unika St Paulus Ruteng.
Kuliah umum bertema Pembangunan HAM di Indonesia dibuka resmi rektor Unika St Paulus Ruteng,
Dr. Agustinus Manfred Habur, Lic.Teol.
Sekitar 2000-an mahasiswa dan sivitas akademika Unika St Paulus Ruteng hadir memenuhi lapangan Missio St. Paulus Ruteng.
Dihadapan para mahasiswa, Natalius mengisahkan perjalanan hidupnya hingga kini dipercaya presiden Prabowo Subianto menjadi Menteri HAM Republik Indonesia. Hal ini diungkapkan Natalius guna menginspirasi mahasiswa agar tidak saja belajar secara teoritis di kampus namun perlu aktif dalam organisasi kemahasiswaan dan organisasi sosial politik lainnya.
Mengawali kuliah umum tersebut Natalius menjelaskan mengenai pengertian HAM secara garis besar. Hak asasi manusia, kata dia, merupakan seperangkat hak yang melekat pada seseorang sejak dalam kandungan ibunya. Sekitar satu setengah jam Natalius memaparkan Kuliah umumnya.
Menjawab pertanyaan mahasiswa mengenai polemik geotermal di Poco Leok Kecamatan Satarmese yang mengakibatkan terjadinya polarisasi masyarakat, pro maupun kontra pembangunan proyek geotermal, Natalius mengungkapkan hadirnya investasi pasti berorientasi pada keuntungan. Namun investasi yang masuk wajib memenuhi beberapa syarat. Diantaranya disetujui oleh masyarakat sekitar, dilakukan secara terbuka, mempekerjakan pekerja lokal, proyek itu tidak merusak kelestarian lingkungan dan kelestarian budaya masyarakat setempat serta menguntungkan semua. "Prinsipnya semua harus untung, masyarakat sekitar untung, pemerintah untung dan investor juga untung. Investasi harus menguntungkan semua pihak yang terlibat", tegasnya.
Warga perlu diberitahu sebelum investasi dilakukan. Datangi warga tempat proyek itu dibangun, diskusikan keinginan mereka untuk berinvestasi, apa manfaatnya bagi masyarakat jika sudah clean dan clear boleh dijalankan. Jangan sampai investasi itu merusak kelestarian lingkungan, merusak kelestarian adat dan budaya masyarakat setempat. Hormati dan hargai hak Ulayat masyarakat. Hak asasi manusia itu ada di sekitar kita, di keluarga, di sekolah dan di masyarakat, tegas Natalius.
Natalius menerangkan bahwa tidak ada persoalan yang terjadi jika kita masyarakat Manggarai berpedoman pada lima tungku atau tiang penyangga budaya Manggarai. Kelima tungku ini, ungkap mantan Komnas HAM ini, ibarat lima sila Pancasila.
Hal ini ditegaskan kembali menteri HAM Natalius Pigai pada giat Penguatan HAM masyarakat adat di Pagal kecamatan Cibal kabupaten Manggarai pada 21 Mei 2025 pukul 15.00 Wita.
Diungkapkan Natalius, Lima pilar utama konstruksi sosial budaya masyarakat Manggarai, ada Mbaru Bate Kaeng, tempat tinggal seluruh anggota keluarga, ada Compang Dari, tempat masyarakat menaruh persembahan kepada para leluhur, Lingko peang, sawah dan ladang tempat bekerja, tempat mengais rejeki, Wae Teku dan Tua Teno, tokoh yang mampu mengumpulkan, mendiskusikan dan menyelesaikan masalah dalam kampung. Namun masalah menjadi rumit jika semua orang mengaku sebagai Tu,a Teno, ujar Natalius.
Natalius Pigai merasa bangga menjadi bagian dari masyarakat Manggarai. "Saya sungguh dimuliakan disini. Saya biasa berhadapan dengan ribuan orang namun disini saya merasa terharu dan bahagia, serasa pulang ke kampung sendiri," ujar Natalius dihadapan ratusan tua gendang/tu,a Teno dari 12 kecamatan di kabupaten Manggarai.
Menteri HAM yang mengangkat beberapa staf khusus dari Manggarai dan Manggarai Barat ini mohon restu untuk menjalankan tugas negara di Jakarta dan akan kembali membangun daerah ini, kata dia disambut tepuk tangan hadirin. (****)
Posting Komentar untuk "Kuliah Umum di Unika St Paulus Ruteng, Menteri HAM Natalius Pigai Singgung Geotermal Poco Leok "