-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    JustMarkets

    Temukan Kami DI Fb

    Israel Ngeyel Mau Balas Dendam ke Iran, Rusia Geram Pasang Badan Kirim S-400 Dan 2 lusin Jet Tempur Canggih SU-35 hadapi F-35 Siluman Israel, Perkuat Pertahanan Iran

    Mahmed_Firdaus
    Rabu, 17 April 2024, April 17, 2024 WIB Last Updated 2024-04-17T15:44:48Z

    Follow Yok Frend :

    @adv_kaharudinsyah.sh

    Indometro.id, Iran dan Rusia dilaporkan tengah mesra menjalin kerja sama membantu Teheran untuk mempertahankan kemungkinan dari serangan balasan Israel. Rusia kabarnya siap bantu Iran dengan memberikan jet tempur canggih serta teknologi pertahanan udara.


    Demikian dilaporkan The Washington Post pada Selasa, 16 April 2024. Media asal Amerika Serikat (AS) itu mengutip dari dokumen Rusia yang bocor dan wawancara dengan pejabat intelijen AS.


    Rusia disebut menjanjikan bantuan ke Iran dengan memberikan jet tempur canggih serta teknologi pertahanan udara. Dukungan bantuan itu bisa bantu Teheran memperkuat pertahanannya terhadap ancaman ke depan termasuk dari aksi balas dendam Israel.


    Adapun para pejabat Israel saat ini sedang mempertimbangkan serangan balasan terhadap Iran. Pertimbangan aksi balas dendam itu sebagai respons atas serangan ratusan rudal dan drone dari Iran yang menyasar Israel pada Sabtu, 13 April 2024.


    Aksi Iran yang meluncurkan lebih dari 300 drone dan rudal itu juga sebagai respons atas pemboman angkatan udara Israel terhadap kedutaan Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April 2024.


    Menurut sumber intelijen AS, Rusia sudah setuju memberikan Iran jet tempur Sukhoi-35. Selain itu, ada sistem pertahanan anti-rudal S-400 yang disiapkan Rusia untuk Iran.


    Dengan keberadaan jet tempur Sukhoi-35 akan jadi peningkatan bagi angkatan udara Iran. Kekuatan angkatan udara Iran saat ini dihuni sebagian besar oleh pesawat AS dan Uni Soviet yang diracik kembali sebelum revolusi 1979 yang mendirikan Republik Islam.


    S-400 diketahui merupakan sistem pertahanan rudal tercanggih yang dikembangkan Rusia. Pada 2019, Rusia juga sempat memberikan Iran sistem S-300.


    Namun, para pejabat intelijen AS menambahkan belum ada bukti publik bahwa Sukhoi-35 atau S-400 sudah dikirim ke Iran.


    Menurut para pejabat intelijen dan bocoran dokumen yang dikutip The Washington Post, Moskow serta Teheran juga mulai bekerja sama dalam pembuatan drone baru.


    Dari kerja sama itu, Rusia nanti akan dapat manfaat dari teknologi drone rancangan Iran. Manfaat buat Rusia itu terkait konflik perangnya melawan Ukraina.


    Adapun Rusia sudah memproduksi drone dengan teknologi dan desain yang disediakan Iran termasuk Shahed-131 dan Shahed-136 jarak jauh. Negara berjuluk beruang merah itu juga sudah gunakan drone untuk menyerang sasaran militer dan infrastruktur energi Ukraina


    "Di antara dokumen yang bocor tersebut adalah rincian kunjungan delegasi Iran dan Rusia ke fasilitas senjata di kedua negara," demikian menurut laporan yang dikutip dari The Cradle, Rabu, 17 April 2024.


    Dokumen tersebut diduga menunjukkan rincian perjalanan pejabat Iran ke pabrik Nuclear Power Plant (NPP) Start Rusia sebagai bagian dari tur yang lebih luas ke fasilitas pertahanan di lima kota.


    Beberapa dokumen mengklaim perjalanan delegasi insinyur Rusia ke Iran pada April 2023 untuk menyaksikan demonstrasi drone bertenaga jet baru. Selain itu, menyaksikan serangkaian kendaraan udara tak berawak atau UAV yang dirancang untuk menghancurkan drone musuh.


    Uji coba tersebut diduga menghasilkan kesepakatan bagi Rusia untuk memperoleh lebih dari 600 jet drone Iran. Nantinya produksi drone itu akan dibangun di Rusia dengan bimbingan Iran. Memproduksi drone bersama dengan Rusia akan memungkinkan Iran mengevaluasi kinerja mereka di medan perang Ukraina.


    Pakar sistem senjata Iran dan presiden Institut Sains dan Keamanan Internasional, David Albright mengatakan Iran akan terus melakukan identifikasi perbaikan dalam setiap kekurangan desain teknologi militernya.


    “Kesalahan dan kekurangan dalam desain akan diidentifikasi dan diperbaiki, dan Iran akan mendapat manfaat dari hal itu,” ujar David.


    Editor : Firdaus

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini