-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    JustMarkets

    Temukan Kami DI Fb

    Bencana Alam di Humbang Hasundutan Apakah Faktor Minimnya Pengetahuan Sumber Daya Manusia?

    Kamis, 07 Desember 2023, Desember 07, 2023 WIB Last Updated 2023-12-10T13:30:57Z

    Follow Yok Frend :

    @adv_kaharudinsyah.sh



                                     


     Indometro,id-Doloksanggul


    Degradasi Lingkungan

    Aspek penting untuk kesinambungan makhluk hidup di atas Bumi merupakan suatu yang

    mutlak diupayakan pelestariannya sehingga kelangsungan hidup makhluk hidup tersebut dapat

    terpenuhi tanpa merusak dan mengeksploitasi dengan bebas.

    Saat ini secara evolusi lingkungan hidup telah mengalami fase degradasi. Menurunnya kualitas

    lingkungan hidup disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya karena kurangnya

    pengetahuan manusia atas dampak atau risiko yang akan timbul, seperti bencana alam,

    perubahan iklim, hingga pencemaran lingkungan terjadi baik secara sengaja maupun tidak

    sengaja yang dilakukan oleh individu-individu, kelompok masyarakat, lembaga keluarga,

    industri, bahkan birokrasi.

    Degradasi yang bermakna penurunan, kemerosotan, maupun kemunduran. Dengan demikian

    degradasi lingkungan merupakan adanya penurunan, kemerosotan, dan kemunduran kualitas

    dan kuantitas lingkungan. Degradasi lingkungan ini terjadi karena perilaku manusia secara

    umum yang mengambil dan mengeksploitasi Sumber Daya Alam secara berlebih, menebang

    pepohonan, membakar hutan, mengeruk berbagai jenis tambang, membuang sampah, populasi

    penduduk, industri, tidak adanya Andal ( Analisa Dampak Lingkungan), secara khusus

    kurangnya pengetahuan Sumber Daya Manusia dalam aspek Amdal ( Analisa Mengenai

    Dampak Lingkungan).

    Amdal merupakan konsep dalam Upaya Pelestarian Lingkungan ( UPL) dan Upaya

    Kelangsungan Lingkungan ( UKL). UPL dan UKL adalah dokumen izin lingkungan yang

    disetujui oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, DLHK Provinsi, dan DLHK

    Kabupaten/Kota. Namun jika melihat sistem pengelolaan lingkungan oleh birokrasi saat ini

    belum terintegrasi dari pusat hingga ke daerah-daerah secara komprehensif.

    Kurangnya personal SDM yang memiliki kompetensi di beberapa DLHK Provinsi dan DLHK

    Kabupaten/Kota berdampak pada penataan rencana Tata Ruang dan Rencana Wilayah (

    RTRW) sehingga berdampak pada konsep pembangunan yang tidak berorientasi pada

    pembangunan yang berkesinambungan (sustainable development) sebagaimana konsep

    pelestarian dan kelangsungan equilibrium ( keseimbangan) yang ramah lingkungan. Padahal

    setiap kegiatan manusia yang tidak memiliki pengetahuan tentang degradasi lingkungan atas

    dampak yang akan timbul akan melahirkan dampak negatif secara perlahan akan semakin

    membesar. Salah satu contohnya adalah yaitu deforestasi terjadi karena perilaku dan kegiatan Manusia dan berbagai alasan.


    Faktor Manusia

    Sumbangan faktor terjadinya degradasi lingkungan sebagaimana contoh deforestasi adalah

    karena manusia tidak memikirkan dampak luas atas perilakunya. Hilangnya pepohonan karena

    penebangan untuk keperluan lahan pembangunan, penebangan liar (illegal logging) oleh

    masyarakat atau pengusaha industri perkayuan, pohon komoditi yang menguntungkan, dibakar

    untuk keperluan tertentu, dll.

    Dampak nyatanya atas perilaku manusia yang tidak memiliki ilmu pengetahuan, dan kurangnya

    sumber daya birokrasi yang tidak memiliki konsep pembangunan berkelanjutan sehingga terjadi

    degradasi lingkungan yang masif yang mengakibatkan fatalitas (kematian) karena bencana

    alam, longsor, dan banjir bandang sebagaimana yang terjadi di Bakara Humbang Hasundutan

    baru-baru ini.

    Reboisasi

    Salah satu upaya pelestarian lingkungan dan upaya kelangsungan lingkungan yang

    berwawasan pembangunan berkelanjutan adalah reboisasi hutan. Melalui reboisasi akan

    bermanfaat untuk mencegah penurunan kualitas dan kuantitas yang telah terjadi. Namun akan

    membuat pemulihan (recovery)

    keseimbangan lingkungan secara evolusi, dan juga mencegah erosi tanah akibat curah hujan

    yang berturut-turut serta menjaga struktur kontur tanah agar tetap seimbang dan tidak rusak.

    Dengan demikian, fenomena bencana alam seperti tanah longsor, banjir bandang, kebakaran

    hutan, perubahan iklim, pemanasan global merupakan unsur sumbangan faktor perilaku

    manusia yang dilakukan dengan kesadaran, namun tidak memikirkan dampak luas atas

    tindakannya. Korban fatalitas dan hancurnya infrastruktur serta hancurnya rumah-rumah

    masyarakat merupakan dampak degradasi lingkungan oleh faktor perilaku manusia. Kerugian

    fisik dan material yang terjadi di Bakara-Humbang Hasundutan memungkinkan disebabkan

    faktor minimnya pengetahuan masyarakat setempat dan kurang personal SDM birokrasi di

    lingkungan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang memiliki kompetensi tentang konsep

    pembangunan berkelanjutan, belum terintegrasi secara komprehensif hirarki pengawasan,

    pembinaan, sosialisasi KLHK dan DLHK sesuai kewenangannya masing-masing, serta

    kurangnya atau minimnya pengetahuan masyarakat atas tindakan eksploitasi hutan sehingga

    menimbulkan degradasi lingkungan yang berakibat menghilangkan korban jiwa, kerugian

    materil, nonmaterial, dan habitat satwa yang hidup di atasnya.

                                                  

    Penulis,Barani Sihite





    Komentar

    Tampilkan

    Terkini