-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    JustMarkets

    Temukan Kami DI Fb

    Ketua Umum Dewan (DPP) Arah Pemuda Aceh (ARPA) Merespon Terkait Imigran

    Senin, 03 April 2023, April 03, 2023 WIB Last Updated 2023-04-03T06:08:23Z

    Follow Yok Frend :

    @adv_kaharudinsyah.sh


     

    Banda Aceh, indometro.club- Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Arah Pemuda Aceh (ARPA) Eri Ezi merespon terkait maraknya Imigran Rohingya yang terdampar di Provinsi Aceh. 03/04/2023

    Baru-baru ini saja, dilaporkan sebanyak 184 imigran terdampar di pesisir Peurelak Aceh Timur tanpa kapal pengangkut mereka.

    Dirinya tidak mempersoalkan di Aceh imigran muslim tersebut masih diterima secara tangan terbuka. Namun, pihaknya menyayangkan para Imigran selalu tiba di bibir pantai Aceh melalui jalur laut tanpa terdeteksi radar pihak yang berwenang.

    “Tentunya ini masalah jika pengawasan laut Aceh lemah, akan banyak dampak negatif yang bisa mempengaruhi masyarakat Aceh secara budaya saat ini, baik itu politik, sosial, maupun nilai kemanusiaan yang akan mulai sirna,” terang Eri, Minggu (2/4/23).

    Tambah Eri, “Sebab saat ini, Masyarakat Aceh sudah kurang respek.

    Tentunya kehadiran mereka yang pertama kali, kita pahami atas kondisi kemanusiaan, namun sangat berbeda dengan kondisi saat ini yang sangat politis.

    Dirinya menerangkan, bahwa kehadiran para imigran Rohingya bukan semata tujuan ke Aceh, melainkan ke negara tetangga seperti Malaysia dan Aceh hanya dijadikan sebagai pintu laut menuju ke Malaysia.

    “Tentunya bukan persoalan kemanusiaan lagi, tetapi disini juga melibatkan orang Aceh sendiri terlibat dalam human Trafficking atau perdagangan manusia, dan ini adalah berdampak kepada Masyarakat kita yang secara tidak langsung melakukan perbuatan melawan hukum, dan itu sungguh tidak baik bagi keberlangsungan tujuan negara hukum," ucapnya.

    Pemuda Aceh ini, yang juga mantan aktivis LMND, tidak mempersoalkan terhadap kondisi kemanusiaan.

    Ia menyebut bahwa soal kemanusiaan tetap bahu-membahu saling membantu. Namun jika sudah politis, tentunya negara harus hadir memastikan baik secara hukum, politik, dan HAM sesuai dengan negara ini.

    “Yang harus dipahami, kemanusiaan kita di Aceh tetap tidak pernah purna dan sirna, karena itu kita adalah orang Aceh. Tetapi masalah yang utama, terkait tidak teridentifikasinya kehadiran mereka oleh sistem pertahanan negara ini, ini bisa jadi dari lemahnya pengawasan pihak berwenang soal kondisi geografis jalur laut Aceh," kata Eri.

    Selain itu, Eri menyebut bahwa posisi melemahnya pengawasan jalur laut Aceh akan ada pihak yang memanfaatkan sebagai tempat masuknya narkotika secara besar-besaran.

    “Bahkan jika pengawasan ini lemah, bukan hanya manusia asing yang terdampar, melainkan ratusan kapal berisikan narkoba ikut terdampar dan berpotensi menjadi ruang transit narkotika internasional secara besar-besaran dan tentu itu menjadi masalah yang lebih besar terhadap bangsa ini kedepan, hancur negara ini, bahkan”, sebutnya.

    Untuk itu, pihaknya mendesak negara untuk serius menanggapi persoalan itu. Termasuk mengevaluasi instansi-instansi yang berwenang lantara dianggap tidak serius dalam mengurusi Aceh secara kedaulatan pertahanan Negara.

    “Ini menandakan bahwa kondisi strategis secara geografis laut Aceh memang tanpa pantauan pihak yang berwenang. Ini menjadikan Indonesia semakin melemah dan sangat mudah untuk diserang dari pihak tertentu dari luar, padahal, banyak institusi negara yang punya satgas pengamanan laut,”tutup mantan Aktivis LMND tersebut.

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini