Banda Aceh, Indometro.id -
Sebagai kunci menggerakkan
perekonomian saat ini adalah pengendalian COVID-19. Untuk itu Presiden RI Joko Widodo
(Jokowi) mengingatkan agar secara bersama-sama menangani pandemi ini. Pernyataan
tersebut disampaikan Presiden saat memberikan pengarahan kepada Forum
Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) se-Provinsi Aceh, di Kompleks Pendopo
Gubernur Aceh, Kota Banda Aceh, Kamis (16/09/2021).
“Menjadi tugas kita
semuanya agar bisa mengendalikan, mengonsolidasikan organisasi kita untuk
betul-betul serius menangani ini. Karena apa? Begitu yang namanya COVID ini
tidak bisa turun, artinya hanya satu, ekonomi juga pasti tidak bisa naik,”
tegasnya.
Kepala Negara juga mengingatkan agar para bupati dan wali kota
se-Provinsi Aceh untuk mengetahui situasi di kota/kabupatennya masing-masing.
“Kita tidak bisa bekerja lagi rutinitas seperti pada keadaan normal, karena
yang dibutuhkan sekarang ini adalah kepemimpinan lapangan,” ucapnya.
Dalam
pertemuan tersebut, Presiden mengingatkan jika angka kematian akibat pandemi
COVID-19 di Provinsi Aceh berada di angka 4,7 persen atau di atas tingkat
kematian nasional. “Tinggi ini, tinggi, karena nasional kita hanya 3 persen,”
tuturnya.
Lebih lanjut, Presiden meminta kepada seluruh kepala daerah di
Provinsi Aceh untuk memperhatikan ketersediaan oksigen dan obat. Selain itu,
Presiden mengingatkan agar kabupaten/kota yang tidak memiliki tempat tidur ICU
COVID-19 untuk menyampaikan permintaan kepada Menteri Kesehatan.
“Tujuh kabupaten/kota
yang tidak memiliki tempat tidur ICU COVID-19 di Simeulue, di Nagan Raya, di
Kota Sabang, di Aceh Timur, di Aceh Tamiang, di Aceh Jaya, di Aceh Besar.
Tolong yang belum punya tadi, menyampaikan permintaan kepada Menteri Kesehatan.
Sehingga semuanya siap, semua kabupaten itu siap, fasilitas kesehatan siap
semuanya. Karena terus akan saya pantau BOR di provinsi, kabupaten, itu seperti
apa. Kelihatan semuanya,” ujarnya.
Presiden juga kembali mengingatkan agar
tidak euforia dengan tren penurunan kasus COVID-19. “Nasional turun lebih dari
90 persen, di sini turun 20 persen, hati-hati, jangan senang dulu, jangan
euforia dulu, dan jangan menyampaikan tergesa-gesa kepada masyarakat bahwa kita
sudah turun kasus. Bisa disambut senang oleh masyarakat tetapi itu bisa
menyebabkan naik lagi COVID-19-nya. Ini pengalaman kita secara nasional,
sehingga jangan kita ulang di sini,” pungkas Presiden.
(**)