-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    >

    Temukan Kami DI Fb

    10 Ribu Hektar Lahan Tergantung pada Bendungan CBL, Petani Minta Dibuatkan Palang Pengukurnya

    redaksi
    Kamis, 23 Juli 2020, Juli 23, 2020 WIB Last Updated 2020-07-23T06:48:31Z

    Ads:

    Petani  Sedang membendung Mercu kali Cikarang - Bekasi - Laut ( CBL)

    Bekasi, indometro.id – Bendungan Tambak Limpas Kali CBL ( Cikarang Bekasi Laut ) adalah sumber pertanian dalam penyediaan air untuk 7 Kecamatan 23 Desa di Wilayah Utara Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat.

    Penyuluh Pertanian Lapangan, Haris
    mengatakan, ada sekitar 10 ribu hektar luas hamparan pertanian yang tergantung pada Bendungan Tambak Limpas Kali CBLini.

    “Bendungan ini sangat vital untuk mengaliri air ke lahan pertanian di wilayah utara dengan cara di bendung ,” jelasnya kepada indometro.id, Kamis  (23/07/20)

    Pada musim tanam seperti saat ini lanjut Haris, masyarakat petani swadaya dan bergotong – royong untuk membendung kali CBL.

    “Jika dibendung debit air akan bertambah dan akan mengalir ke wilayah utara melalui kali srengseng hilir,” jelasnya.

    Sementara itu, PPA Sukatani Sub Seksi Bekasi Erwin menuturkan, para petani akan membendung kali CBL pada saat musim tanam tiba dengan bergotong-royong dan swadaya.

    “Ya setiap masyarakat tani melakukan gotong – royong membendung kali CBL, kami menyiapkan kronjong untuk tempat menimbunya,” ucap Erwin.

    M Narjudin salah seorang Tokoh Muda Tani mengatakan, persoalan ini selalu berulang setiap tahun, problemnya ialah bendungan yang tidak ada palang pengukurnya, akibatnya para petani harus membendung jika butuh air.

    “Permohonan perbaikan bendungan secara permanen sudah diajukan para petani sejak beberapa tahun silam ke sejumlah intansi, seperti ke Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Namun, sampai saat ini masih belum ada tanggapan,” jelasnya

    Dirinya berharap, agar masalah ini dapat teratasi, petani sangat membutuhkan bendungan kali CBL untuk mengaliri air kelahan sawahnya.

    “Semoga pemangku kepentingan dapat mencarikan solusi ,kasian kami para petani, kalau musim tanam tiba,” pungkasnya. *

    Warja Mustofa
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini