foto |
"Polling tersebut mengindikasikan sebagian masyarakat ingin perubahan," kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin berbincang, Selasa (14/8).
Namun, sambungnya, hasil polling berdasarkan metode yang benar dan dengan voters yang menyebar di seluruh Indonesia, maka polling tersebut bisa jadi peringatan bagi petahana.
Ujang berpendapat, bukan karena polling kekalahan Jokowi-Ma'ruf Amin karena banyak faktor, seperti melemahnya mata uang rupiah.
"Nah jika dikaitkan dengan dolar AS yang terus naik dan tidak bisa dibendung, maka bisa saja menjadi indikasi awal kekalahan Jokowi-Ma'ruf," pungkasnya. (rmol)