-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    JustMarkets

    Temukan Kami DI Fb

    BUMN Kompak Jalankan Program Digital Pertanian

    redaksi
    Selasa, 10 Juli 2018, Juli 10, 2018 WIB Last Updated 2018-07-10T04:03:50Z

    Follow Yok Frend :

    @adv_kaharudinsyah.sh
    Foto/Net
    INDOMETRO.ID-Kementerian BUMN (Badan Usaha Milik Negara) didukung sejumlah perusahaan negara berkomitmen mengangkat kesejahteraan petani lewat program Kewirausahaan Pertanian dan Digitalisasi Pertanian.



    Program ini diimplementa­sikan di sembilan Kabupaten di Jawa Barat yakni Indramayu, Karawang, Purwakarta, Maja­lengka, Sumedang, Cianjur, Gar­ut, Ciamis, dan Tasikmalaya. 

    Lewat Program tersebut, diya­kini bisa meningkatkan posisi para petani, dari sebagai penggarap lah­an yang tidak memiliki akses pasar dan kendali pada harga produksi, menjadi pemilik bersama atas entitas bisnis dengan model yang memberikan keuntungan maksi­mal bagi para petani. 

    "Tahap-tahap awal yang menja­di kunci program Kewirausahaan Pertanian telah diwujudkan dalam bentuk piloting berupa entitas-entitas bisnis PT Mitra BUM­DES Bersama (MBB) berbasis kerjasama komunitas di sebelas kecamatan dalam sembilan ka­bupaten," papar Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Far­masi Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro di Jakarta, kemarin. 

    Program Kewirausahaan Per­tanian dan Digitalisasi Pertanian telah diresmikan Presiden Joko Widodo di Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat pada awal Juni 2018. Lebih dari 7 ribu petani di Sli­yeg dilibatkan dalam program itu sehingga memungkinkan penyerapan beras petani dengan harga yang baik. 

    Bahkan lewat MBB Sliyeg, te­lah dibangun Sentra Pengolahan Beras Terpadu (SPBT) Sliyeg di desa Majasari, lengkap dengan mesin pengering berkapasitas 30 ton per siklus, mesin peng­giling berkapasitas 3 ton gabah per jam, dan mesin pengemasan berkapasitas 4 ton beras per jam. Salah satu arahan Presiden kala meresmikan program tersebut adalah, kewirausahaan pertanian harus memiliki skala yang besar untuk memastikan efektivitas dan nilai tambah bagi petani. e­hingga, petani dapat merasakan manfaat nyata dari program tersebut. Jokowi pun akan terus memantau program ini selama enam bulan. Apabila berhasil, program tersebut akan diangkat menjadi program nasional. 

    "Kami akan terus melakukan proses edukasi dan sosialisasi sistem digital pertanian hingga September 2018. Kemudian pada Oktober dan November diharapkan proses pengalihan pola petani menjual gabah men­jadi petani menjual beras sudah bisa terjadi pada panen raya di Sliyeg,"  bebernya. 

    Ia berharap pada Tahun 2019, perluasan program Kewirausahaan Pertanian dan Digitalisasi Sistem Pertanian sudah bisa diimplemen­tasikan ke seluruh kabupaten di Indonesia. 

    "Peran perbankan jelas. Aspek permodalan bisa kami penuhi. Lalu, akan dibantu dengan baik dari segi pembinaan dan teknologi oleh Telkom bersama sejumlah BUMN sektor Pangan. Sehingga semua aspek bisa terpenuhi," kata Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan BNI Catur Budi Harto. 

    Dikembangkan Telkom 


    Direktur Digital & Strategic Portfolio Telkom David Ban­gun juga optimistis, program ini membantu meningkatkan kesejahteraan para petani. Ter­lebih, pembinaan dan digitalisasi sistem pertanian dikembangkan Telkom Indonesia, sistemnya ter­integrasi melalui aplikasi digital pertanian yang disebut Logistik Tani (Logtan). 

    Dengan Logtan, dapat dilaku­kan pendataan petani, lahan, dan aktivitas pertanian lainnya yang dapat digunakan dalam pemrosesan layanan pertanian seperti KUR (Kredit Usaha Rakyat), AUTP (Asuransi Usaha Tani Padi), penyerapan beras, serta pembelian saprotan (sarana produksi pertanian). 

    "Informasi yang terekam da­lam Logtan telah divalidasi lang­sung ke lapangan dan dilengkapi dengan dokumen pendukung (foto petani, foto lahan, doku­men KTP, dan dokumen KK)," terangnya. 

    Keberadaan Mitra BUMDes Bersama pun cukup strategis mewujudkan kesejahteraan petani. Sebab, Mitra BUM­Des bertugas membangun Sen­tra Pengolahan Beras Terpadu (SPBT) yang memiliki mesin-mesin pengering dan penggiling gabah untuk digunakan para petani, sehingga petani dapat menjual hasil panennya dalam bentuk beras. 

    Digitalisasi sistem Pertanian akan membuat pengelolaan bisnis yang modern dalam Kewirausahaan Pertanian, ter­masuk pemanfaatan perangkat ERP (Enterprise Resource Plan­ning) dan POS (Point of Sales) oleh petani. David menilai, ERP memungkinkan alur pen­danaan, bahan baku, produksi, dan sistem pendukung dapat diperbaharui secara cepat dan dipantau secara akurat. 

    Sementara POS akan memu­dahkan proses penjualan dan pemantauan data-data penjualan. POS telah terintegrasi dengan ERP, sehingga seluruh aktivitas MBB di seluruh Indonesia da­pat teragregasi dan termonitor langsung untuk level nasional. Dengan skala penyerapan yang memadai, Mitra BUMDes juga dapat melakukan akses pasar dan memberikan harga yang lebih menguntungkan bagi petani.

    BACA JUGA INI:



    Program Kewirausahaan dan Digitalisasi Pertanian ini didu­kung sinergi sejumlah BUMN, di­antaranya, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, Bank BTN, Bank BNI, Bank BRI, Bank Mandiri, dan Perum Bulog.(rmol)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini