Festival Golo Curu 2025 di Ruteng: Momentum Lintas Iman, Budaya, dan Kebangkitan Puluhan UMKM Lokal

Ruteng, NTT, Indometro.id – Festival Golo Curu kembali digelar untuk keempat kalinya di halaman Gereja Katedral Ruteng, Kecamatan Langke Rembong kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Jumat (3/10/2025). Ribuan warga lintas agama dan budaya menghadiri ajang tahunan ini yang resmi dibuka oleh Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat, didampingi Wakil Bupati Manggarai, Fabianus Abu, serta jajaran Forkopimda.

Festival yang berlangsung hingga 7 Oktober 2025 ini menghadirkan 97 kelompok UMKM yang ada di kota Ruteng dan sekitarnya, karnaval budaya dengan ribuan peserta, serta prosesi religius yang melibatkan lebih dari 12.000 orang. Tak hanya menjadi ajang perayaan iman, Festival Golo Curu juga menjadi ruang ekspresi seni, budaya, sekaligus momentum kebangkitan ekonomi masyarakat Manggarai.

Festival untuk Semua, Lintas Iman dan Budaya

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Manggarai Fabianus Abu menegaskan bahwa Festival Golo Curu bukan milik satu kelompok saja, melainkan ruang bersama bagi seluruh masyarakat lintas iman dan budaya di kabupaten Manggarai.

“Festival ini milik kita bersama. Hindarilah percakapan yang menyinggung perbedaan, tetapi mari kita merayakan indahnya kolaborasi dan keberagaman,” ujarnya.

Wabup Fabianus juga mengingatkan bahwa tema besar Festival Golo Curu 2025 adalah “Ekaristi Transformatif dalam Narasi Sosial dan Ekologis.” Tema ini mengajak umat untuk tidak berhenti pada spiritualitas pribadi, melainkan diwujudkan dalam kepedulian sosial, perhatian terhadap lingkungan sekitar kita.

Ruang Ekspresi Budaya dan Ekonomi Kreatif

Ketua Umum Panitia Festival Golo Curu, Yos Nono, menyebutkan bahwa tahun ini melibatkan lebih dari 3.000 hingga 5.000 pengunjung setiap hari, dengan UMKM lokal yang menjajakan produk kuliner, kerajinan, hingga hasil pertanian.

“Festival ini adalah ruang ekspresi untuk melestarikan warisan leluhur sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Ada 97 UMKM yang berpartisipasi dengan dukungan penuh dari Pemda, Keuskupan, paroki, serta umat,” jelasnya.

Uskup Ruteng: Perjalanan Sinodal dan Spiritualitas

Sementara itu, Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat, menekankan bahwa Festival Golo Curu merupakan bagian dari perjalanan sinodal gereja lokal. Festival ini bertepatan dengan momentum gereja universal, yakni Sinode Gereja Katolik dan Tahun Yubelium 2025.

“Puncak Festival ini adalah prosesi patung Santa Maria Ratu Rosario dari gereja Katedral menuju Golo Curu. Perayaan ini bukan hanya sekadar ritual, tetapi perjalanan sinodal bersama, yang menguatkan komuni internal gereja sekaligus relasi sosial di masyarakat,” ujar Uskup Siprianus.

Harapan Masuk Kalender Event Nasional

Wabup Fabianus menaruh harapan besar agar Festival Golo Curu dapat masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN) yang digagas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dengan demikian, Festival ini tak hanya menjadi perayaan iman dan budaya, tetapi juga sarana promosi pariwisata Manggarai.

“Festival Golo Curu harus menjadi berkah, berdampak pada kehidupan rohani, sosial, ekonomi, dan ekologis masyarakat Manggarai,” tegasnya.

Penampilan Seni Meriahkan Festival

Pembukaan Festival Golo Curu tahun ini juga dimeriahkan oleh penampilan marching band SMAK St. Fransiskus Xaverius Ruteng, Tarian Tiba Meka dari SMPN 4 Langke Rembong, dan Atraksi anak-anak TKK Kemala Bhayangkari Ruteng.

Malam hari hingga pukul 23.00 dimeriahkan dengan penampilan band-band lokal dan nasional yang dihadirkan panitia.

Dengan kolaborasi lintas budaya, Festival Golo Curu 2025 dipandang sebagai ajang integrasi antara iman, seni, dan ekonomi kreatif yang mampu menjadi ikon pariwisata Manggarai di masa depan. (****)