Bekasi INDO METRO id
Dalam sebuah channel YouTube produksi Woko Channel disebutkan Moeldoko mengaku sebagai Panglima Tani. Selain itu, ada juga sebuah buku inspiratif berjudul 'Panglima Tani Moeldoko, Anak Dusun Yang Jadi Negarawan' karya Yayat Supriyatna dan Guntur Subagia.
Terkait pangkat barunya tersebut, Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menuturkan bahwa dirinya sangat dekat dekat masyarakat tani. Terlebih, saat ini dirinya juga didapuk sebagai Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).
"Mungkin masyarakat nggak percaya, setelah saya pensiun kok mau-maunya turun di dunia pertanian," kata Moeldoko, dalam akun YouTube YoutTv Indonesia,
Menurut Moeldoko, dirinya turun ke dunia pertanian tak hanya sekadar mau bertani. Tetapi, Moeldoko sudah mantap turun di dunia pertanian untuk membawa misi khusus, yaitu kesejahteraan petani.
"Yang ada dalam pikiran saja, bagaimana merubah petani dan pertanian Indonesia. Karena misi saya tadi, memperbaiki petani dan pertanian Indonesia, bukan memperbaiki Moeldoko," kata dia.
Untuk mewujudkan misinya tersebut, Moeldoko telah melakukan riset, terutama untuk varietas padi. Ia bersama tim risetnya sudah memikirkan cara menghasilkan padi dengan usia tanam lebih singkat dan lebih banyak.
"Saya berdiskusi dengan berbagai perguruan tinggi. Saya baru memikirkan usia 70 hari (panen). Begitu di Bali, selama ini kami menanam di atas 90 hari. Bapak bisa membuat padi 70 hari, si petani ini tanya sama saya, bisa nggak Pak Moeldoko bikin padi hanya 40 hari," kata Meoldoko.
Sebelumnya, varietas padi M70D saat ini sedang naik daun. Pasalnya, benih padi unggulan yang dikembangkan Moeldoko ini punya masa panen lebih singkat dari varietas lain. Jika benih padi lainnya membutuhkan waktu lebih dari 90 hari untuk panen, benih M70D dapat dipanen dalam waktu antara 70-75 hari saja.
