Jakarta, Indometro.id -
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) terus mengimbau masyarakat agar cermat mengenali modus penipuan yang dilakukan para calo yang menjanjikan kelulusan menjadi aparatur sipil negara (ASN) dengan meminta imbalan tertentu. Maraknya penipuan yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab di masa perekrutan calon abdi negara kerap terjadi.
Kepala Biro SDM dan Umum Kementerian PANRB Sri Rejeki Nawangsasih menyampaikan setidaknya ada beberapa gelagat calo yang harus dikenali dan diwaspadai masyarakat. “Pertama, biasanya calo berusaha mendekati kita, bersikap mengenal, dan berada di sekeliling kita. Di tahap ini mereka sedang melakukan pendekatan,” ungkap Sri saat ditemui usai pelaksanaan seleksi kompetensi dasar (SKD) CPNS Kementerian PANRB di Gedung Nanggala Kopassus, Jakarta, Jumat (15/10/2021).
Pada tahap selanjutnya, calo tersebut akan memberi nomor dan menginformasikan bahwa mereka bisa membantu untuk meluluskan peserta menjadi CPNS. Untuk lebih meyakinkan, calo tersebut juga akan menyatakan kedekatannya dengan pejabat instansi terkait, terutama dengan pejabat di Kementerian PANRB dan Badan Kepegawaian Negara (BKN) sebagai pelaksana teknis seleksi.
Maka tak jarang, para calo
tersebut berada di sekitar kantor instansi yang mempunyai regulasi tentang
perekrutan. “Mereka bisa saja menyerupai pegawai Kementerian PANRB, baik dari
segi pakaian seperti batik atau bahkan mengikuti seragam kami. Ini yang harus
benar-benar diwaspadai oleh masyarakat dan para generasi muda yang ingin jadi
PNS,” jelasnya.
Tidak hanya itu,
masyarakat juga harus bijak ketika dihadapkan dengan situasi tersebut.
Melakukan cross check dan konfirmasi kepada
instansi yang ditawarkan, adalah salah satu upaya untuk menghindarkan diri dari
penipuan. Sri menekankan, bahwa pelaksanaan seleksi CASN tidak dipungut biaya,
sehingga jika ada yang meminta imbalan untuk bisa jadi PNS, masyarakat patut
curiga.
Dan untuk seluruh calon ASN juga sudah harus mulai memahami core values BerAKHLAK yang harus diterapkan seluruh ASN, terutama pada nilai Akuntabel dan Kompeten.
Hal tersebut tak hanya didasari atas
penerapan ujian berbasis komputer yang hasilnya bisa dilihat secara real-time,
tapi juga mengedepankan kompetensi peserta untuk dapat melewati nilai ambang
batas dengan melakukan tes secara mandiri dan jujur. (*)