-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    >

    Temukan Kami DI Fb

    Anak-anak Kembali ke Sekolah, Sudah Siapkah Para Orang Tua?

    Kamis, 30 September 2021, September 30, 2021 WIB Last Updated 2021-10-01T04:44:09Z

    Ads:

     

    Dok. Webinar Makuku Parents Talks


    Jakarta, Indometro.id – 

    Mulai bulan September ini, sebagian besar sekolah di Indonesia sudah memberlakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), seiring melandainya pandemi covid-19 di tanah air. PTM terbatas diizinkan, untuk daerah dengan status PPKM level 2 dan 3, termasuk wilayah Jawa-Bali. 

    Meski wajib berlangsung dengan protokol kesehatan yang ketat, kenyataannya PTM masih menimbulkan keresahan bagi para orang tua. Di satu sisi, diakui pembelajaran jarak jauh membuat kualitas pendidikan anak menurun. Tapi di sisi lain, interaksi fisik saat PTM dikhawatirkan menjadi media penularan covid-19 di lingkungan sekolah. 

    Situasi yang dilematis ini, mendorong Makuku Family sebagai brand ibu dan anak terkemuka yang sangat peduli terhadap kesehatan dan tumbuh kembang anak Indonesia mengadakan webinar dengan tema “Menghadapi Sekolah Tatap Muka, Sudah Siapkah Parents?,.”

    Makuku Family gelar Webinar Tentang Kesiapan Orang Tua dan Anak Menjalani PTM yang sedang hangatnya Minggu ini di tengah pandemi.

    CEO Makuku Family, Mr. Jason Lee mengungkapkan webinar ini diperlukan untuk membantu para orang tua agar lebih siap menghadapi sekolah tatap muka, terutama dari segi kesehatan. 

    “Kita ingin sharing ke semua tentang informasi kesehatan. Terutama bagaimana cara kita mengurangi atau mencegah penyebaran covid-19 selama PTM,” kata Lee. 

    Diskusi kali ini menghadirkan influencer Zee Zee Shahab, ibu dari dua anak yang saat ini juga menghadapi sekolah tatap muka. Hadir pula konsultan dokter spesialis anak dari Makuku Family, dr. Andreas M.Ked (Ped). Sp.A dan Brand Representative Makuku Family, Chairunissa. 

    Pembicara pertama, Zee Zee Shahab, mengakui pembelajaran jarak jauh yang berlangsung hampir dua tahun ini bukan metode yang ideal. 

    “Anakku yang pertama umur 8 tahun, masuk SD kelas 1 pas pandemi. Dia sampai nggak tahu nama teman-teman kelasnya. Sekarang dia jadi suka gampangin masalah. Kalau gak bisa, aku tinggal googling atau panggil mommy aja,” curhat Zee Zee. 

    Meski belajar di rumah banyak kelemahan, bukan berarti Zee Zee sudah siap melepas anaknya kembali ke sekolah. 

    “Jujur ya, aku belum siap dengan konsekuensinya. Untuk sekarang sekolah online lebih baik. Aku termasuk orang tua yang agak overthingking, sampai saat ini belum kasih izin. Kalau anak SMP atau SMA mungkin sudah mengerti protokol kesehatan, bagaimana sosialisasi di masa pandemi," pungkas Zee.

    Dia juga menambahkan, menurutnya pertemuan tatap muka jenjang pendidikan SD belum waktunya karena kalau ketemu teman-teman euforianya beda. Bisa langsung lepas masker dan lupa jaga jarak.


    Kemudian hal itu ditanggapi oleh, Konsultan Dokter spesialis anak dari Makuku Family, dr. Andreas juga menyadari metode belajar di rumah menimbulkan stress, tidak hanya pada anak tapi juga orang tua. Tapi untuk menggelar PTM sekarang, dr. Andreas melihatnya sebagai kebijakan yang terburu-buru. 

    “Keputusan PTM diambil pemerintah setelah melihat kasus positif dan angka kematiannya sudah turun. Tapi perlu diingat bahwa cakupan vaksinasi anak usia 12-18 tahun di Indonesia belum sampai 80 persen. Masalahnya lagi, ketersediaan fasilitas tes PCR di daerah belum sama banyaknya dengan di Jabodetabek. Ini harus hati-hati juga,” pesan dr Andreas. 

    Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kesiapan sekolah. “Sekolah wajib menjaga protokol kesehatan, dan kesiapannya bukan cuma soal wastafel atau ruang kelas. Tapi kesiapan mental guru-guru menghadapi anak yang ricuh dan tidak mengikuti protokol kesehatan. Siapkah gurunya?” tanya dr. Andres. 

    Adapun hal lain yang tidak juga kalah penting, pastikan semua sarana dan prasarana sekolah siap untuk kondisi darurat, misalnya ketika tiba-tiba ada anak yang demam saat di sekolah. 

    “Di pihak orang tua, juga harus memastikan anak selalu mematuhi protokol kesehatan. Bagaimana pakai maskernya, harus benar-benar diajari jangan cuma menyuruh,” tambahnya. 

    Sebagai tips, saat PTM sudah efektif berjalan, orang tua harus tahu gejala infeksi virus corona pada anak. 

    “Kasus covid-19 pada anak seringkali tidak langsung ketahuan seperti orang dewasa. Gejalanya ringan seperti tiba-tiba lemas, bahkan demamnya pun tidak terlalu tinggi. Ini yang perlu diperhatikan saat tatap muka nanti,” pungkasnya. 

    Sebagai penutup, Brand Representative Makuku Family, Chairunissa alias Icha mengatakan, terlepas apakah orang tua mengizinkan anaknya mengikuti PTM atau tidak, namun gaya hidup sehat harus menjadi prioritas, terlebih di saat pandemi. 

    “Salah satunya membawa peralatan makan minum sendiri. Tidak berbagi alat dengan orang lain,” pesan Icha.  

    Terkait dengan itu, Makuku Family memiliki beragam produk dari berbagai brand yang dipilih dengan proses seleksi ketat, dari berbagai negara seperti Korea Selatan, Jepang hingga Jerman. Salah satunya Rovco dan Alfresh sebagai salah satu produk unggulan Makuku Family. 

    Produk Alfresh dan Rovco, seperti tempat makan dan botol minum, memiliki kualitas premium dan berbahan food grade sehingga sangat aman digunakan untuk membawa bekal makan si kecil saat di sekolah. Makuku family juga memiliki beragam produk unggulan lain untuk ibu dan anak seperti diapers, susu formula, hingga vitamin untuk ibu dan anak.

    (Ratih)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini