-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    >

    Temukan Kami DI Fb

    Udara di Medan Kategori Tidak Sehat

    redaksi
    Selasa, 24 September 2019, September 24, 2019 WIB Last Updated 2019-09-24T06:32:09Z

    Ads:

    ist


    MEDAN, INDOMETRO.ID – Balai Besar Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Stasiun Klimatologi Kelas I Deliserdang, mengeluarkan warning atas kabut asap yang terjadi di wilayah Medan dan sekitarnya, Senin (23/9). 

    Berdasarkan monitoring partikulate matter (PM10) yang dilakukan pada pukul 10.00 WIB, disimpulkan bahwa kualitas udara di wilayah Medan dan sekitarnya dalam kondisi tidak sehat.

    Kepala BBMKG Wilayah I Medan Edison Kurniawan menyampaikan, umumnya konsentrasi partikulat PM10 berkisar di antara 153.1-163 ugram/m³, yang berarti tidak sehat. 

    Edison menjelaskan, Partikulat (PM10) adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron (mikrometer). 

    Adapun nilai ambang batas (NAB) adalah batas konsentrasi polusi udara yang diperbolehkan berada dalam udara ambien, yaitu NAB PM10 = 150 ugram/m³. 

    “Oleh karena itu, bagi masyarakat yang beraktifitas di luar ruangan diimbau agar memakai masker pelindung,” jelas Edison.

    Forecaster On Duty Kualanamu, Yolanda juga mengungkapkan kondisi cuaca berkabut dan udara tidak sehat akan terus dipantau oleh pihak BBMKG. 

    Dengan kondisi itu, disarankan masyarakat menggunakan penutup hidung atau masker saat berada di luar rumah dan selalu menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi. 

    “Kondisi Tidak sehat kita keluarkan itu berdasarkan pantauan kualitas udara di Deli Serdang dan Medan hari ini,” ucap Yolanda kepada wartawan, Senin (23/9).

    Berdasarkan surat edaran yang dikeluarkan BBMKG Stasiun Klimatologi Kelas I Deliserdang, Yolanda juga menjelaskan, kondisi tidak sehat tersebut dikeluarkan berdasarkan Monitoring Partikulate Matter (PM 10) Harian.

    Di mana, Partikulat (PM 10) adalah Pertikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron (mikrometer). Nilai Ambang Batas (NAB) adalah batas konsentrasi polusi udara yang diperbolehkan berada dalam udara ambien yaitu NAB PM 10 = 150 µgram/m3. 

    “Jadi, dapat disimpulkan bahwa umumnya konsentrasi Partikulate PM 10 di Wilayah Medan dalam kondisi Tidak Sehat berkisar antara 153.1-163 µgram/m3,” jelas Yolanda.

    Terkait sampai kapan status tersebut berakhir, Yolanda mengatakan, hal tersebut tergantung dari kepekaan kabut asap yang berasal dari kebakaran hutan dan lahan. 

    Potensi kabut asap akan berkurang, bila terjadi turun hujan. 

    “Karena, sepanjang masih ada kebakaran hutan dan lahan, status ini masih terus berlaku untuk Medan dan Deli Serdang. Sementara jarak pandang yang kami pantau di Kualanamu paling rendah 700 meter,” kata Yolanda.

    Kondisi udara tidak sehat ini, belum mengganggu aktivitas masyarakat sehari-hari. “Oleh karena itu kami mengimbau kepada masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan agar memakai masker pelindung,” tandas Yolanda.

    Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sumut, Index Standar Pencemaran Udara (ISPU) atau kualitas udara di Kota Medan memang sudah masuk dalam kategori sangat tidak sehat. 

    Berdasarkan data itu disebutkan, pada 19 September 2019, kualitas udara di Kota Medan sudah terukur sangat tidak sehat menuju level berbahaya.

    Komponen tidak sehat tersebut terlihat dari angka karbon monoksida (CO) yang telah mencapai level 206. 

    Sementara untuk dikatakan baik harusnya berada di level 0-50. Dikatakan berbahaya jika sudah berada pada level 300 sampai 500.

    Sayangnya, DLH Sumut belum bisa memberikan data terupdate hingga 23 September 2019. Berdasarkan data yang diberikan untuk pencemaran udara pada 20, 21 hingga 23 September tidak ada data yang dikirim ke DLH dengan alasan karena system AQMS yang ada di Lapangan Merdeka off. 

    “Yang hari ini belum ada,” ujar Kepala DLH Sumut melalui Kepala Bidang Pengendalian dan Kerusakan Lingkungan DLH Sumut, Mariduk Sitorus.

    Kemarin, kabut asap di Kota Medan dirasakan lebih parah oleh warga Medan dibandingkan hari-hari sebelumnya. 

    Apalagi dua hari terakhir Kota Medan juga tidak turun hujan. Sangat berbeda dibandingkan hari-hari sebelumnya.

    Melihat kondisi seperti ini, Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah kembali mengimbau agar warga Sumut tetap memakai masker, mengingat situasi ini juga bukan hanya berdampak kepada wilayah Sumut, melainkan juga beberapa provinsi di Sumatera maupun Kalimantan. 

    “Untuk libur sekolah kita belum membuat kebijakan tersebut,” sebutnya.

    Kepala DLH Sumut, Binsar Situmorang menambahkan, asap tebal yang menyelimuti Kota Medan dan sebagian wilayah di Sumut tersebut sudah memengaruhi kegiatan warga. 

    “Agar tidak terkena ISPA, hindari kegiatan keluar rumah dan tetap menggunakan masker. 

    Asap tebal ini juga kita lihatkan sudah menganggu lalu lintas penerbangan,” katanya.

    Bupati Labuhanbatu Bagi Masker

    Pemkab Labuhanbatu mempersiapkan kebutuhan masker bagi warganya. 

    Bahkan, masker-masker ini akan disediakan di setiap pusat pelayanan kesehatan. “Kita akan persiapkan di setiap Puskesmas se-Labuhanbatu. 

    Gunanya agar dapat membantu warga menghadapi kabut asap,” ungkapBupati Labuhanbatu, Andi Suhaimi Dalimunthe di sela acara pembagian masker ke masyarakat pengguna jalan raya di Bundaran Simpang Enam, Rantauprapat, Senin (23/9).

    Pada kesempatan itu, Pemkab Labuhanbatu membagikan sedikitnya 300-an kotak masker kepada warga yang melintas di sana. Andi Suhaimi mengatakan, kabut asap yang menyelimuti kabupaten Labuhanbatu merupakan asap kiriman dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) propinsi Riau. 

    “Ini asap kiriman dari Kabupaten Rokan Hilir, Riau,” katanya.

    Dia memprediksi, dalam beberapa hari ke depan akan ada hujan yang mengguyur Rantauprapat. 

    Dan menjadi harapan dalam mengatasi kabut asap. “Mudah-mudahan hujan dalam dua tiga hari ini bisa hadir ke Rantauprapat dan mengurangi asap yang menyelimuti,” ujarnya.

    Kepada masyarakat, khususnya anak-anak dia imbau agar jangan terlalu banyak beraktivitas di luar. 

    Dan menggunakan masker jika keluar ruangan. Dalam aksi sosial itu, Bupati Labuhanbatu Andi Suhaimi Dalimunthe didampingi Sekdakab Labuhanbatu Ahmad Muflih. 

    Dan tampak sejumlah pimpinam organisasi perangkat daerah (OPD) turut hadir. 

    Diantaranya, Kepala BPBD Labuhanbatu, Kepala Bapenda, Kadis Kesehatan, Kadis Pertanian dan lainnya.

    Pada momen itu, Andi kerap menyapa warga yang melintas sembari membagikan masker. 

    Pada anak-anak, Bupati Andi juga menyempatkan diri memasangkan masker kepada anak.

    Dan, Andi juga tampak membagikan masker kepada Wakil Bupati Labuhanbatu Utara yang melintas ketika itu.

    BPBD Binjai Bagi Masker

    Meski kabut asap belum begitu mengganggu aktivitas masyarakat di Kota Binjai, namun Pemko Binjai melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Binjai melakukan antisipasi dengan membagi-bagikan masker kepada masyarakat di depan Kantor Wali Kota Binjai, Senin (23/9). 

    Kepala BPBD Kota Binjai, Ahmad Yani mengatakan, pembagian masker kepada pengendara sepeda motor untuk mengurangi resiko kabut asap. 

    “Hari ini kami membagikan seribu masker kepada para pengguna sepeda motor, di dua lokasi, yakni di depan Kantor Walikota, dan sekitaran Tugu Binjai,” ungkapnya. 

    Yani mengimbau agar masyarakat mengurangi aktiftas di luar rumah dan mengunakan masker guna menghindari resiko Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). 

    “Kepada masyarakat saya berpesan agar mengurangi aktivitas di luar rumah dan kalau ke luar rumah gunakan masker,” tandasnya.

    Berita ini telah di terbitkan dan bersumber dari sumutpos

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini