Ads:
.png)
 |
Seiring langkanya dan naiknya harga minyak tanah dipasaran ibu ibu secara berangsur beralih menggunakan gas untuk keperluan rumah tangga.
Di Kabupaten Padang lawas hampir tiga tahun belakangan ini pengguna gas cukup tinggi bahkan diperkirakan ibu rumah tangga dipedesaan pun yang selama ini memakai kayu bakar sudah beralih kegas untuk kebutuhan memasak didampingi harga terjangkau cara kerjanya pratis dan efisien.
Namun kenikmatan ibu rumah tangga untuk memasak belakangan ini hampir menjerit diakibatkan pemasuk gas 3 kg subsidi sangat langka.
Adapun tersedia dikedai atau dipengecer mencapai harga 30000 bahkan lebih, jika memandang dan ditelaah kebelakang sejenis subsidi sangat sulit diperoleh kecuali orang yang tertentu yang menjadikan korban selalu kalangan masyarakat bawah.
Kelangkaan gas 3 kg bersubsidi perlu pemerintah membuat suatu terobosan baru untuk dapat membantu masyarakat jika tergantung pada agen dan pangkalan yang ada saat ini.
Sudah tidak dapat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tiap bulan meningkat jadi perlu pemerintah dan pihak pertamina memberikan ruang kepada masyarakat membuat pangkalan terutama masyarakat pedalaman.
Salah satu masyarakat saat dikonfirmasi Indometro halimah harahap warga lubuk barumun menuturkan, gas subsidi 3 kg sudah lama langka bahkan adapun yang jual harganya 30000 sedangkan dipangkalan saya tanya paling dua hari sudah habis jadi jika terlambat ga dapat bagian bahkan baru itu datang langsung diangkat mobil, itu pak sudah biasa.
Dari keluhan masyarakat padang lawas pihak pertamina mestinya tidak duduk diatas meja merima laporan namun harus mendegarkan jeritan masyarakat bawah perusahaan pertamina milik pemerintah tentu sewajarnya masyarakat ikut menikmati pelayanannya yang bagus.
Dilain tempat warga marenu batara saat dikonfirmasi indometro terkait kelangkaan lpg, mengakui lpg 3 kg sudah lama kelangkaannya jika kita mencari bisa bisa mulai dari aek nabara sampai kebinanga jarak tempuh dari kampung kepangkalan diaek nabara kisaran 5 km sedangkan kebinanga 20 km.
Perlu saya tambahkan bahwa saya juga pernah koordinasi dengan dinas koperasi dan UKM kabupaten Padang lawas untuk mendirikan pangkalan, nah saat itu saya diarahkan kepada pihak agen terus saya menghubungi kedua angen atas perintah dan petunjuk dari dinas tadi.
Jadi jawaban kedua angen untuk peluang membuka pangkalan belum ada kuota dari pihak pertaminan kabar dari mereka sampai sekarang belum ada jadi saya juga berharap pihak pemerintah dapat membantu masayarakat pedesaan bagai mana supaya bisa kami memproleh pangkalan dan harga lebih terjangkau.
Banyaknya keluhan masyarakat baik masyarakat pedesaan atau perkotaan pihak berkompeten belum ada terasa untuk mengambil kebijakan untuk mengatasi kelangkaan subsidi lpg 3 kg.(bahar)
