Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai PDIP, Hendrawan Supratikno. |
"Ini jadi lucu luar biasa. Dari berbagai sumber, kami sudah tahu siapa yang memasang dan afiliasinya sudah jelas. Jadi sudah tak perlu diperdebatkan lagi. Tak perlu lagi istilah-istilah seperti lempar batu sembunyi tangan, maling teriak maling, dan yang sejenisnya," kata Hendrawan di Gedung DPR, Jakarta, Rabu 14 November 2018.
Saat ini, ia menambahkan PDIP sedang mempertimbangkan apakah akan melaporkan persoalan ini atau tidak. Sehingga juga tak mau terburu-buru melaporkan.
BACA JUGA:
"Kami mengusung politik pencerahan, politik persaudaraan dan politik yang mencerdaskan. Kami tak mau grusa-grusu. Laporan sudah masuk dari berbagai daerah," kata Hendrawan.
Ia melanjutkan juga sedang mengkaji apakah masalah ini lanjutan dari sekuel 'tampang Boyolali'.
"Sehingga diasosiasikan dengan 'Petruk dadi ratu' seperti yang dengan satirik pernah dialamatkan oleh petinggi partai oposisi? Kami juga sedang mengkaji rangkaian taktik degradasi yang dilakukan secara sistematis," kata Hendrawan.
Sebelumnya diberitakan, poster yang terpampang wajah Jokowi sebagai raja ditanggapi serius oleh koalisi partai pendukung. Abdul Kadir Karding selaku Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, menilai pemasangan gambar Jokowi yang dicitrakan sebagai raja dilakukan secara teroganisir oleh lawan politik.(vv)