 |
| Ilustrasi kekerasan seksual. |
Mantan wartawan senior itu lanjut menjadi salah satu nama yang tersebut dalam pengungkapan kasus kekerasan seksual terhadap perempuan yang dikampanyekan melalui gerakan dan tagar #MeToo movement.
Baik Jay Akbar maupun Menlu India belum merespons mengenai kasus yang sedang digulirkan ini. Namun Menteri Maneka Gandhi yang berada di kabinet yang sama menyatakan bahwa segala tuduhan harus disertai dengan bukti yang kuat.
Diketahui bahwa kampanye dan gerakan #MeToo sudah banyak mengungkap perilaku cabul para tokoh berbagai kalangan di berbagai belahan dunia baik itu para komedian terkenal, penulis, aktor, sutradara maupun politikus.
BACA JUGA:
Warga Kota Tebing Tinggi Kecewa Terhadap Pemerintah Karena Dianggap Tidak Serius Tangani Banjir
Yang lebih awal mengemuka adalah muncul tuduhan terhadap salah satu editor paling berpengaruh yang bekerja untuk media-media internasional yang dituliskan oleh seorang jurnalis perempuan bernama Priya Ramani sebagai versi Harvey Weinsteins India. Diketahui Weinsteins adalah tokoh teras Hollywood yang diketahui banyak melecehkan para aktris sebelum para pesohor akhirnya memiliki nama besar.
Priya mengatakan, mengalami pelecehan melalui perlakuan si editor tersebut. Awalnya Priya tak mau menyebutkan namanya.
Namun kemudian diketahui bahwa yang dia maksudkan adalah Akbar. Setelah itu lima orang wanita mengungkapkan hal sejenis yang mereka alami dan menuding Akbar sebagai predator seksual.(vv)
