-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    JustMarkets

    Temukan Kami DI Fb

    Cerita Pejabat LKPP Terjebak Hujan Batu di Gunung Rinjani

    redaksi
    Selasa, 31 Juli 2018, Juli 31, 2018 WIB Last Updated 2018-07-31T17:14:34Z

    Follow Yok Frend :

    @adv_kaharudinsyah.sh
    Mayat pendaki Gunung Rinjani asal Makassar dievakuasi
    Mayat pendaki Gunung Rinjani asal Makassar dievakuasi

    INDOMETRO.ID - Tiga pendaki terakhir yang terjebak di Gunung Rinjani akibat gempa bumi di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) telah berhasil dievakuasi. Mereka dievakuasi dengan menggunakan helikopter oleh tim gabungan yang dilakukan pada pagi tadi.
    Tiga pendaki tersebut seluruhnya adalah pegawai Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP) yang berkantor di Jakarta. Salah satu di antaranya adalah pejabat struktural, yakni Suharti selaku Kepala Pusdiklat LKPP. 
    Ditemui seusai evakuasi, Suharti mengaku bahwa dia bersama 2 orang staf LKPP mendaki Gunung Rinjani pada Jumat (27/7). Rencananya, Suharti bersama rombongan kembali ke Jakarta pada Minggu (29/7), sebab keesokan harinya harus kerja. 

    “Kita mendaki ini untuk berakhir pekan saja. Programnya tiga hari dua malam, pulangnya Minggu malam,” katanya di Lapangan Sembalun, Lombok Timur, NTB, Selasa (31/7).

    Dia menceritakan saat gempa terjadi, dirinya sedang berjalan dari Danau Segara Anak menuju pos keluar Senaru. Ketika itu, batu mulai berjatuhan akibat gempa bumi dan situasi sekitar menjadi gelap. Setelahnya, dia bersama rombongan bersembunyi di balik batu besar. 

    “Kami berlindung di belakang batu besar, di sana setiap saat gempa. Di depannya itu batu-batu berjatuhan. Makanya kami shock,” ucap Suharti.

    Setelah gempa tak lagi sering terjadi sekitar 10.00 WITA, dia bersama rombongan kemudian memutuskan untuk naik ke Batu Ceper karena dianggap paling aman. Saat itu, dia menginstruksikan rombongan untuk hemat air.

    “Karena kalau enggak minum bisa mati, kalau makan bisa nanti. Akhirnya tiap haus minumnya seteguk-seteguk, karena kami tidak tahu sampai kapan,” paparnya. 

    Suharti menjelaskan, dia bersama rombongan turun ke Danau Segara Anak pada Minggu malam setelah guide yang memandunya mengecek bahwa lokasi itu aman untuk tinggal. Selain itu, ratusan pendaki lain yang terjebak juga berkumpul di danau tersebut. 

    Lalu pada Senin pukul 11.00 WITA, ratusan pendaki yang bertahan di Segara Anak meninggalkan lokasi menuju Sembalun. Dia bersama rombongannya tetap bertahan di Segara Anak karena mendapat informasi bahwa helikopter akan mengevakuasi pendaki.

    “Tapi karena cuaca, helikopter ini tidak bisa mendarat, evakuasi dari udara gagal. Mereka (tim evakuasi) memerintahkan evakuasi lewat darat,” paparnya.

    Kemudian pada pukul 13.00 WITA, dia mencoba untuk menuju Sembalun mengejar ratusan pendaki lain. Namun di tengah perjalanan, terdapat batu yang jatuh lagi dari tebing. Akhirnya hanya dia dan rombongannya yang bertahan di Danau Segara Anak hingga Selasa (31/7).

    “Akhirnya pagi tadi ada helikopter yang datang, mereka mendaratnya di Segara Anak. Kami kemudian dievakuasi,” kata Suharti.(kpn)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini