Jembatan Seloyan Kembali Rusak Parah, Warga Kecewa Perbaikan Hanya Tambal Sulam

Indometro.id

PALI – Jembatan Seloyan di Desa Benakat Minyak, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten PALI, kembali mengalami kerusakan parah. Pada Rabu (29/1/2025) sekitar pukul 07.00 WIB, warga yang melintas mendapati kondisi jalan di sekitar jembatan sudah dalam keadaan memprihatinkan. Retakan besar, permukaan jalan yang bergelombang, serta lubang yang semakin melebar membuat pengguna jalan merasa was-was saat melintasi jembatan tersebut.


Kerusakan ini bukan yang pertama kali terjadi. Dalam hitungan bulan sejak dinyatakan selesai, jembatan ini telah mengalami kerusakan sebanyak tiga kali. Warga menilai perbaikan yang dilakukan sebelumnya hanya bersifat sementara dan tidak menyelesaikan masalah utama, sehingga jalan di sekitar jembatan kembali mengalami kerusakan dalam waktu singkat.

Ari (35) seorang warga Desa Semangus yang setiap hari melewati jembatan tersebut, mengungkapkan kekecewaannya. “Jalannya sudah parah sekali, ini bukan lagi sekadar retak, tapi sudah hancur. Kalau hanya diperbaiki seadanya seperti sebelumnya, pasti tidak akan bertahan lama. Harus ada perbaikan total, bukan cuma tambal sulam,” ujarnya dengan nada kesal.


Jembatan Seloyan dibangun menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun Anggaran 2024 dengan nilai kontrak sebesar Rp 6.119.724.000,00. Proyek ini dikerjakan oleh CV Ketapang Grup berdasarkan kontrak nomor 632/00169/DIS.PUBMTR/KONTRAK.JBT/2024.

BUTUH BANTUAN HUKUM ?

Namun, meskipun menghabiskan anggaran yang cukup besar, kualitas hasil pekerjaannya kini dipertanyakan. Pasalnya, sejak dinyatakan selesai beberapa bulan lalu, jembatan ini terus mengalami kerusakan berulang kali. Warga menduga pengerjaan proyek dilakukan tidak sesuai spesifikasi yang seharusnya, terutama dalam hal pengerasan tanah sebelum proses pengaspalan.


“Kalau tanah di bawahnya tidak dipadatkan dulu, ya pasti cepat hancur. Ini baru selesai dibangun, tapi sudah tiga kali rusak. Kami curiga pengerjaannya tidak sesuai standar,” kata Ari.

Menurut warga, sejak proyek ini dinyatakan selesai, perbaikan yang dilakukan selalu bersifat sementara dan tidak memberikan solusi jangka panjang. Sejumlah warga yang ditemui di lokasi mengatakan bahwa perbaikan yang dilakukan sebelumnya hanya berupa penambalan aspal tanpa pengerasan tanah yang memadai.


"Setiap kali rusak, mereka cuma tambal di bagian yang pecah-pecah. Tapi setelah beberapa minggu, ya rusak lagi. Ini bukan solusi, malah membuang-buang anggaran," ujar seorang warga lainnya.


Kekecewaan warga semakin besar karena pemerintah dianggap tidak melakukan pengawasan ketat terhadap proyek ini. Warga mendesak Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan untuk turun langsung ke lapangan dan melakukan audit terhadap proyek ini.


"Kami butuh kejelasan, kenapa proyek dengan anggaran sebesar ini tidak bertahan lama? Jika memang ada kelalaian dalam pengerjaan, kontraktornya harus bertanggung jawab," ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.


Warga juga meminta agar pemerintah tidak hanya diam dan membiarkan kondisi ini terus berulang. Jika dibiarkan, masyarakat yang sehari-hari melewati jembatan ini akan semakin dirugikan, baik dari segi keselamatan dan ekonomi.


"Ini uang rakyat, tapi hasilnya seperti ini. Pemerintah harus tegas, jangan sampai terus terjadi perbaikan yang hanya membuang-buang anggaran," tambahnya.


Hingga berita ini diturunkan, pihak CV Ketapang Grup maupun instansi terkait belum memberikan tanggapan resmi terkait kondisi jembatan yang semakin parah ini. Warga berharap ada langkah konkret dari pemerintah agar perbaikan dilakukan secara menyeluruh dan bertahan dalam jangka panjang, bukan sekadar tambal sulam yang tidak menyelesaikan masalah.

(Penulis : Riko Eriyadi)



Posting Komentar untuk "Jembatan Seloyan Kembali Rusak Parah, Warga Kecewa Perbaikan Hanya Tambal Sulam"