Aceh Tenggara INDOMETRO.ID - Lingkungan yang membentuk budaya korupsi memiliki beberapa ciri-ciri yang dapat diidentifikasi. Beberapa ciri-ciri tersebut antara lain:
Keterbukaan yang Rendah: Lingkungan yang kurang transparan dan tidak terbuka cenderung menjadi tempat yang subur untuk tumbuhnya budaya korupsi.
Informasi-informasi penting seringkali disembunyikan dan akses terhadap informasi tersebut dibatasi, sehingga memudahkan praktik korupsi.
Kepentingan Pribadi Lebih Diutamakan: Lingkungan yang memprioritaskan kepentingan pribadi daripada kepentingan bersama rentan terhadap praktik korupsi. Hal ini terjadi ketika individu atau kelompok tertentu memperoleh keuntungan yang besar dengan mengorbankan kepentingan publik.
Ketergantungan pada Uang: Lingkungan yang terlalu bergantung pada uang cenderung lebih mudah terjerumus dalam praktik korupsi. Uang seringkali dijadikan sebagai satu-satunya tujuan dan segala cara digunakan untuk memperolehnya, termasuk melakukan praktik korupsi.
Peraturan yang Lemah: Lingkungan dengan peraturan yang lemah atau bahkan tidak ada sama sekali mempermudah praktik korupsi. Ketika hukum tidak berfungsi dengan baik, individu atau kelompok tertentu dapat mengambil keuntungan dari celah-celah yang ada dalam sistem untuk melakukan praktik korupsi.
Budaya "Kawan-Kawan Dekat": Lingkungan yang memiliki budaya "kawan-kawan dekat" atau nepotisme cenderung lebih mudah terjerumus dalam praktik korupsi. Penggunaan kekuasaan atau akses yang dimiliki oleh individu atau kelompok tertentu untuk membantu kerabat atau teman dekat dapat memicu terjadinya praktik korupsi.
Mengenali ciri-ciri lingkungan yang membentuk budaya korupsi adalah penting untuk menghindari terjerumus dalam praktik korupsi dan untuk membangun lingkungan yang bersih dan terbebas dari korupsi.(Saidul).