-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    JustMarkets

    Temukan Kami DI Fb

    Midang, Ajang Perkuat Kekeluargaan dan Pertahankan Warisan Budaya

    Selasa, 25 April 2023, April 25, 2023 WIB Last Updated 2023-04-25T05:37:26Z

    Follow Yok Frend :

    @adv_kaharudinsyah.sh

    OKI, Indometro.id-

    Sejumlah tradisi turun-temurun turut melekat dalam setiap aktivitas di hari nan Fitri ini. Para sanak kerabat dan keluarga, baik yang dekat maupun jauh, ikut berkumpul demi merayakan kebersamaan selepas sebulan penuh berpuasa.

    Seperti halnya masyarakat di Kota Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), ada even terpenting di momen ini dikenal dengan adat budayanya yang tinggi. Salah satu warisan budaya yang tetap lestari yaitu Tradisi ‘Midang Bebuke’ (karnaval muda-mudi berpakaian adat pada lebaran Idul Fitri).

    Setelah vakum akibat pandemi. Bupati Ogan Komering Ilir, H. Iskandar SE kembali mendorong gelaran midang bebuke kembali dilaksanakan pada tahun ini. Agar seluruh masyarakat bisa kembali menikmati adat budaya yang digelar pada hari ketiga dan keempat lebaran Idul Fitri ini.

    Sehingga, momen spesial seperti ini turut termasuk nilai-nilai kearifan lokal. Asal usul kata Midang berasal dari bahasa zaman nenek moyang yang berarti jalan-jalan sore keliling sembilan kelurahan, sedangkan bebuke artinya lebaran.


    Tradisi Midang menjadi salah satu bagian dari kebudayaan yang sangat berharga bagi masyarakat Kayu Agung. Selain sebagai momen untuk memperkuat rasa kebersamaan, Midang juga menjadi ajang untuk memperkenalkan kebudayaan Kayu Agung kepada masyarakat luar.

    Midang merupakan sebuah tradisi turun temurun yang dilakukan setiap tahunnya pada H+3 dan H+4 Lebaran. Midang merupakan momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh seluruh masyarakat Kayu Agung karena menjadi ajang untuk memperkuat rasa kebersamaan dan memperkenalkan kebudayaan Kayu Agung kepada masyarakat luar.

    Kebudayaan Midang terdiri dari keliling sembilan kelurahan atau “morge siwe” yang dilakukan setiap tahunnya. Adat kebudayaan ini berlangsung dengan seluruh warga perwakilan dari sembilan marga yang berkeliling menunjukkan baju khas daerah Kayu Agung yang memiliki arti dan filosofi yang sangat dalam dan panjang dalam sejarahnya.

    “Bagian dari upaya kita melestarikan adat budaya yang menjadi kearifkan lokal dan ciri khas masyarakat Kayuagung Ogan Komering Ilir. Even ini telah menjadi kegiatan tahunan,”Ungkap Bupati OKI melalui Sekretaris Daerah, H. Husin, S. Pd, MM. M. Pd, pada Senin, (24/4)

    Sementara, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten OKI, Ahmadin Ilyas mengatakan rangkaian midang tahun ini sudah dimulai sebelum Ramadan lalu melalui lomba busana virtual.

    “Seiring perkembangan zaman midang tahun ini dikemas lebih meriah, melibatkan anak-anak muda agar mencitai budayanya, kita gelar perlombaan busana secara virtual,”terang dia.

    Pada gelaran midang bebuke jelas dia, peserta dari masing-masing kelurahan kembali dinilai oleh dewan juri. Kelurahan terbaik akan mendapat hadian dari Bupati OKI.

    “Kalau even mudik, tentunya midang ini yang di nanti-nanti warga, Alhamdulilah meski zaman berubah adat budaya ini tetap terjaga. Saya mengapresiasi Pemkab OKI,” tutupnya.

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini