Aceh Tengah, indometro.id -
Hari guru adalah harapan bagi sejumlah guru honor murni di SMP Negeri 44 Takengon.
Dengan momentum tersebut harapan guru di daerah pedalaman Kecamatan Ketol, Aceh Tengah itu mampu membuka mata pemerintah betapa tidak layaknya honor yang diterima.
Namun mereka tetap mengajar di tanah kelahirannya, tidak lain untuk generasi muda penerus bangsa yang cerdas.
Guru honor murni SMP Negeri 44 Takengon, Nirwa berharap, dengan momentum hari guru, dirinya beserta sejumlah guru honor murni lainnya di Aceh Tengah dapat diangkat menjadi guru status kontrak daerah.
"Gaji kami enggak ada perbulan, enggak perhari. Kapan ada keluar dana dari Dinas, seperti kemarin ada 3 juta, jadi kami bagi satu orang jadi dapat 50 ribu, dari lainnya enggak ada," keluhnya.
Sementara itu Kepala SMP Negeri 44 Takengon Junaidi mengakui guru di sekolah yang dipimpinnya itu seluruhnya masih berstatus sebagai guru honor murni.
Maka dari itu, melalui peringatan hari guru, dirinya berharap ada perhatian pemerintah terhadap guru honor murni, khususnya daerah pedalaman.
"Guru ada 12 orang, PJS satu, itu semua honor murni masih. Kalau bisa guru di SMP Negeri 44 bisa dikontrak daerah," harapnya.
Pemerintah Desa Bah, Mude Sedang juga berharap ada pembangunan infrastruktur, seperti halnya ruang guru.
Mengingat hingga saat ini masih ada satu ruangan papan yang dibuat swadaya oleh masyarakat yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
Sedangkan ruang guru masih belum tersedia, sehingga guru yang akan mengajar berikutnya harus menunggu terlebih dahulu di luar.