-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    >

    Temukan Kami DI Fb

    Strategi Jitu Kades To'i Turunkan Angka Stunting

    Senin, 25 Oktober 2021, Oktober 25, 2021 WIB Last Updated 2021-10-25T13:53:41Z

    Ads:


    Ket Foto : Nampak Kader Posyandu Saat Memberikan Makanan Tambahan

    TTS,Indometro.id-

    Stunting menjadi masalah dunia karena implikasinya menentukan masa depan bangsa. Indonesia sebagai negara berkembang masih memiliki tingat prevalensi stunting tinggi karna itu  perlu strategi dan kolaborasi untuk menurunkan angka Stunting.

    Selain itu butuh keseriusan pemerintah dalam upaya penanganan stunting.

    Di To'i, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) misalnya berhasil  menurunkan angka stunting  dari 14 pada tahun 2020 menjadi 9 pada tahun 2021.

    "Jujur dalam hal penanganan masalah kemanusiaan", demikian dikatakan kepala desa To'i, Jidro Lakapu kepada media ini Senin 25 Oktober 2021.

    Dijelaskan, berbicara penanganan stunting tentu ada intervensi pemerintah desa melalui alokasi sejumlah dana.

    Pemerintah Desa To'i pada tahun 2020 mengalokasikan 15 juta dan pada tahun 2021 sebesar 24 juta untuk penanganan stunting.

    Hal ini sesuai dengan Permendesa Nomor 19/2017 tentang prioritas penggunaan Dana Desa  disebutkan bahwa Dana Desa dapat digunakan untuk kegiatan penanganan stunting sesuai musyawarah desa.

    Pemanfaatan Dana Desa untuk penanganan stunting dapat dimulai dari pemetaan sasaran secara partisipatif terhadap warga desa yang terindikasi perlu mendapat perhatian dalam penanganan stunting oleh kader pemberdayaan di desa. Selanjutnya lewat Rembuk Stunting Desa, seluruh pemangku kepentingan di desa merumuskan langkah yang diperlukan dalam upaya penanganan stunting termasuk bekerja sama dengan dinas layanan terkait.

    Dukungan Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi dalam upaya penurunan stunting antara lain melalui pengaktifan kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan oleh unsur desa. Beberapa kegiatan tersebut seperti pembangunan/rehabilitasi poskesdes, polindes dan Posyandu, penyediaan makanan sehat untuk peningkatan gizi balita dan anak, perawatan kesehatan untuk ibu hamil dan menyusui.

    Kemudian ada kegiatan pembangunan sanitasi dan air bersih, lantas melalui pengadaan insentif untuk kader kesehatan masyarakat, pembangunan rumah singgah, pengelolaan Balai Pengobatan Desa, pengadaan kebutuhan medis (makanan, obat-obatan, vitamin, dan lain-lain), sosialisasi dan edukasi gerakan hidup bersih dan sehat, serta melalui pengadaan ambulans desa yang bisa berupa mobil atau kapal motor di desa yang memiliki kawasan perairan.

    Dan dana tersebut dalam pengelolaannya harus benar benar fokus untuk sasaran yang mana perlu strategi untuk penurunan angka stunting.

    Ia lantas menjelaskan jika perlu ada penanganan dini, pengawasan saat Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang merupakan program utama dalam penanganan stunting.

    Terkhusus di wilayahnya, ia siapkan  honor bagi 9 orang kader yang
    menyebar 3 posyandu. Tugas para  kader selain mengolah makanan untuk PMT, mereka diwajibkan melakukan pengawasan untuk memastikan sasaran benar benar terlayani dengan baik.

    "Kita berikan pelayanan maksimal,karna ini soal kemanusiaan. Anggaran yang sudah dialokasikan difokuskan untuk mereka dan memang nyata hasilnya",ujar Jidro.

    Pelayanan maksimal menurut pria bertato ini yakni asupan makanan dan minuman bergizi tinggi yang diberikan.
    Ia lantas mencontohkan daging ayam misalnya, kebanyakan ayam potong diberikan namun dirinya lebih memilih ayam kampung sedangkan susu Morinaga dipilih untuk minuman.

    Kades Jidro berharap dengan alokasi dana untuk penanganan stunting tahun 2021 sebesar 24 juta bisa menurunkan angka stunting di wilayahnya hingga angka nol.

    " Yah kalau dari 14 turun ke 9 maka tahun ini kalo bisa desa To'i bebas stunting",harapnya.

    Sementara itu Ketua TP PKK desa To'i,Dewi Yanti Lakapu kepada wartawan di sela sela memberikan makanan kepada beberapa anak mengatakan PMT diberikan selama tiga bulan dan itu dilakukan setiap hari dengan pengawasan ketat.

    "Tiap hari kita masak dan kasi makan anak anak. Saya dibantu para kader mulai menyiapkan bahan,mengolah hingga memberikan makanan kepada mereka", ujarnya.

    Berbagai cara dilakukan untuk membuat anak anak selalu punya selera menikmati makanan tersebut.

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini