-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    JustMarkets

    Temukan Kami DI Fb

    Masyarakat Perkampungan Yang Ramah

    redaksi
    Senin, 17 Mei 2021, Mei 17, 2021 WIB Last Updated 2021-05-17T07:25:57Z

    Follow Yok Frend :

    @adv_kaharudinsyah.sh

    Masyarakat Perkampungan Yang Ramah


    Riau, indometro.id - Hari kemenangan, Idil Fitri 1442 H, tepatnya Sabtu 15 Mei 2021 sekira pukul 09.00 WIB adalah suasana hati penuh gembira. Kegembiraan telah melewati ramadan, masuk hari kemenangan. 

    Dengan satu agenda kecil, ingin melewati satu hari dengan perjalanan kesebuah desa kecil, tempat kelahiran Bupati Kuantan Singingi, Mursini yang dikenal tokoh poltik santun, ramah dan bermasyarakat

    Perjalan menelusuri, menjajaki desa demi desa yang berada di Kota Kecamatan Gunung Toar. Berkisar 15 kilo meter dari pusat Kota Teluk Kuantan, Kuansing, Riau.

    Menariknya, kota ini, banyak melahirkan sosok atau tokoh yang berprestasi, berada di jalur lintas Kota Teluk Kuantan - Darmaseraya (Sumatra Barat). Jalur ramai dan strategis dengan jalan yang berkelok penuh pesona dan bahkan dengan alam yang sangat indah.

    Langsung saja, ...Selepas sarapan pagi, sekira pukul 09.00 WIB, kendaraan terparkir di depan rumah ku panaskan, handpone, tas kecil dan kamera serta pena ku siapkan dengan baik. Semua peralatan bertempurnya seorang pewarta terasa komplit, sesuai jadwal dan agenda menjelajahi perkampungan yang sebelumnya asing bagi ku secara menyeluruh.

    Asing karena, belum sepenuhnya tahu, hapal dengan kondisi dan situasi masyarakat serta seluk beluk perkampungan di dalamnya. Rasa percaya diri saja, agenda terencana ku, harus berjalan lancar dan baik sehingga menghasilkan karya jurnalistik yang menggugah.

    Setelah kendaran siap jalan, dengan perlahan ku keluar rumah, menuju pintu kendaraan yang sedang tertutup. Spontan pintu ku buka, lalu masuk duduk siap mengemudi kendaraan menuju sasaran, ya tanpa teman.

    Kendaran mulai berjalan, awalnya perlahan, keluar dari gerasi, berkisar dua menit, kendaran keluar menuju jalan raya yakni Kuantan Tengah, ku tancap gas agar lebih cepat. Sambilan mendengar alunan musik klasik yang sudah kusiapkan untuk menemani ku dalam perjalanan. 

    Kendaraan melaju, sembari menatap kiri kanan jalan, terlihat keindahan persawahan, karet dan perkebunan warga. Tak terasa kendaraan yang ku pakai tiba di tempat tujuan.

    Rupanya, hanya memakan waktu 15 menit saja, tiba di Kota Kecil yakni Kecamatan Gunung Toar, Kuansing. Tanpa pemandu, kendaraan menemaniku ku menelusuri sejumlah jalan kecil, menghampiri sudut desa dari ujung ke ujung. Namun ku tetap   memanfaatkan moment itu sebaik baiknya. Memotret, melirik sepanjang desa dan perumahan penduduk sebagai kenangan dan berkarya

    Sekali kali ku hentikan kendaraan, sekedar melepas lelah, namun tak luput moment itu ku gunakan untuk berselfi, dan menulis apa yang terlihat dan  mencari angle dan tema serta topik yang menarik.

    Harapan ku adalah bisa menulis karya jurnalistik yang menarik dengan ulasan seadanya,  sebuah artikel layak baca setelahnya.

    Sekira pukul 10.00 WIB, walaupun dalam situasi Pandemi COVID-19, masker yang ku pakai tak pernah ku lepaskan. "Tetap Taat Protokol Kesehatan" jaga jaga agar terhindar dari virus berbahaya.

    Terpana bagi ku, ketika setiba di sebuah jembatan permanen yang baru diresmikan, yakni jembatan penghubung desa yang dibangun pada tahun 2019 - 2020 lalu. Dengan menghabiskan anggaran lebih dari dua puluhan miliar rupiah menggunakan APBD II Kuansing.

    Jembatan berdiri kokoh, terbentang panjang diatas sungai yang sebelumnya masyarakat untuk melewati harus memakai kompang atau berjalan kaki disaat air sedang surut. Sejumlah warga mengeluh, berharap ada perhatian pemerintah membangun jalur penghubung.

    Ternyata benar, aspirasi masyarakat di respon Bupati Kuansing Mursini yang juga asli Gunung Toar. Akhirnya jemabtan ini selesai dibangun dapat langsung bermanfaat, membuka isolasi daerah, membantu distribusi hasil pertanian, perkebunan masyarakat setempat. 

    Bahkan akan membuat daerah ini berkembang kedepannya, namun dalam hatiku berbisik juga, mestinya semua jalan di aspal, di besarkan hingga semua kendaraan bisa masuk.

    "Masyarakat sangat ramah, keindahan dan kenyamanan di desa sangat terjaga," bisik ku dalam hati.

    Selain itu, yang ku dapati adalah pentingnya pengelolaan pasar, infrastruktur pasar yang refresentatif, sehingga kota Gunung Toar tempat Kelahiran Bupati Mursini semakin maju dan berkembang, ekonomi masyarakat akan semakin membaik.

    Dalam dan sepanjang perjalanan, saya juga melihat potensi wisata, potensi pertanian dan perikanan serta ternak bisa dikembangkan di daerah ini. Hal ini menjadi perhatian banyak pihak kedepannya, sehingga menjadi rujukan dan kunjungan wisatawan lokal dan nasional.

    Hal menarik, ketika aku berada Pada satu jalan, tepi sungai, aku pun hampir tersesat, karena masuk dalam gang kecil, sekira 100 meter ternyata jalannya buntu, dengan terpaksa mutar balik kendaraan.

    Lebih menarik lagi, ternyata sejumlah desa di Kota Gunung Toar telah berkembang baik, ekonomi masyarakatnya sudah terlihat bagus. Kesuksesan itu mungkin bukti kesuksesan Bupati Mursini dan Wakil Bupati Halim selama memimpin Kuansing. 

    Perjalanan ku ku akhiri, hanya berkisar beberapa jam, semua yang menarik telah ku dokumentasikan, menjadi catatan sejarah dan referensi buat ku dalam menulis.

    Setelah menyusuri Kota Gunung Toar dengan tampilan desa yang menarik, tanpa pikir panjang kendaraan ku putar balik menuju arah Kota Teluk Kuantan, kota Wisata Jalur.

    Mengakhiri perjalanan wisata mengunjungi, menelusuri dan menjelajahi kota Gunung Toar yang penuh potensi ekonomi, objek wisata lokal kedepannya.

    Hanya 15 menit saja, kendaraan membawa ku sampai di Kota Teluk Kuantan, tepatnya Arena Tepi Narosa, lokasi dimana sering digelar festival pacu jalur milik masyarakat.

    Tepian Narosa yang indah, dan ikon nya Kota Kuansing. 

    (Asri)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini