Foto/Net |
Hal ini diingatkan Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI), Henry Saragih, dalam peringatan ulang tahunnya ke-20 SPI 8 Juli lalu. Bersama gerakan rakyat lainnya, aku Henry, pihaknya telah mendorong perjuangan reforma agrarian dan kedaulatan pangan menjadi program prioritas pemerintah.
Sejauh ini, SPI berhasil memperjuangkan, mendistribusikan dan mempertahankan tanah pertanian kepada para anggotanya. Juga mencetak kader-kader agroekologi, dan mempraktekkan pertanian agroekologi di berbagai wilayah anggota SPI.
"SPI bersama gerakan rakyat lainnya juga berhasil mendorong pengesahan sejumlah undang-undang," kata Henry.
Selama 20 tahun terakhir, SPI menjadi organisasi perjuangan yang terdepan dalam melawan neoliberalisme. SPI menentang kehadiran rezim perdagangan bebas di bawah World Trade Organization (WTO), dan perjanjian-perjanjian perdagangan regional lainnya yang memaksakan perdagangan bebas di dunia.
"Pertemuan tahunan World Bank di Bali pada 10 – 12 Oktober 2018 mendatang, lebih baik tidak usah dilaksanakan. Karena akan membuat Indonesia semakin terjerat genggaman World Bank dan IMF," imbuhnya.
Henry menilai, belum berhasilnya Indonesia menjalankan reforma agraria dan kedaulatan pangan, disebabkan tekanan negara-negara industri, lembaga-lembaga keuangan internasional, serta persekongkolan korporasi-korporasi dunia.
"Demikian juga dengan tidak terselesaikannya konflik-konflik agraria, dan terjadinya perampasan-perampasan tanah rakyat dan kriminilisasi pejuang petani akhir-akhir ini," sambungnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi berpesan, di era modern sekarang petani harus terorganisasi layaknya korporasi. "Saya selalu menyampaikan, petani jangan jalan sendiri-sendiri. Buatlah kelompok tani, gabungan kelompok tani," ujar Jokowi.
BACA JUGA:
Menurut Jokowi, untuk menjadi kekuatan besar, kelompok petani harus lebih besar lagi. Kelompok besar gabungan kelompok tani seperti itu namanya korporasi petani.(rmol)
Sejauh ini, SPI berhasil memperjuangkan, mendistribusikan dan mempertahankan tanah pertanian kepada para anggotanya. Juga mencetak kader-kader agroekologi, dan mempraktekkan pertanian agroekologi di berbagai wilayah anggota SPI.
"SPI bersama gerakan rakyat lainnya juga berhasil mendorong pengesahan sejumlah undang-undang," kata Henry.
Selama 20 tahun terakhir, SPI menjadi organisasi perjuangan yang terdepan dalam melawan neoliberalisme. SPI menentang kehadiran rezim perdagangan bebas di bawah World Trade Organization (WTO), dan perjanjian-perjanjian perdagangan regional lainnya yang memaksakan perdagangan bebas di dunia.
"Pertemuan tahunan World Bank di Bali pada 10 – 12 Oktober 2018 mendatang, lebih baik tidak usah dilaksanakan. Karena akan membuat Indonesia semakin terjerat genggaman World Bank dan IMF," imbuhnya.
Henry menilai, belum berhasilnya Indonesia menjalankan reforma agraria dan kedaulatan pangan, disebabkan tekanan negara-negara industri, lembaga-lembaga keuangan internasional, serta persekongkolan korporasi-korporasi dunia.
"Demikian juga dengan tidak terselesaikannya konflik-konflik agraria, dan terjadinya perampasan-perampasan tanah rakyat dan kriminilisasi pejuang petani akhir-akhir ini," sambungnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi berpesan, di era modern sekarang petani harus terorganisasi layaknya korporasi. "Saya selalu menyampaikan, petani jangan jalan sendiri-sendiri. Buatlah kelompok tani, gabungan kelompok tani," ujar Jokowi.
BACA JUGA:
Menurut Jokowi, untuk menjadi kekuatan besar, kelompok petani harus lebih besar lagi. Kelompok besar gabungan kelompok tani seperti itu namanya korporasi petani.(rmol)