PDIP: Cawapres Jokowi Harus Punya Idealisme Seperti Bung Karno
Daftar Isi
Presiden Joko Widodo |
Sidarto yang juga anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu, menilai sosok terbaik adalah yang memiliki idealisme seperti Bung Karno. “Jokowi sekarang diwarisi Indonesia, yang harus tetap dijaga dari tangan-tangan preman,” kata Sidarto di Jakarta, Jumat 20 Juli 2018.
Sidarto menjelaskan, nama-nama kandidat yang sudah beredar di kalangan masyarakat sudah cukup mewakili persyaratan. “Tapi yang paling cocok adalah yang bisa menjaga [Indonesia], dan bisa diterima seluruh partai,” tegasnya lagi
Terpisah, Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute, Karyono Wibowo, menilai, dari beberapa nama yang ada, hanya Mahfud MD yang dianggap cocok dengan sosok Jokowi.
Karyono menjelaskan, Mahfud MD punya pengalaman legislatif sebagai anggota DPR dari PKB, pengalaman eksekutif sebagai Menteri Pertahanan di kabinet Gus Dur, dan pengalaman yudikatif sebagai ketua Mahkamah Konstitusi.
Tetapi, pengalaman di tiga unsur negara itu, menurutnya tidak bisa menjadi tolok ukur kecakapan Mahfud. Karier Mahfud di yudikatif yang paling lama, tidak bisa menjadi tolok ukur kemampuannya mengelola negara seandainya ia menjadi wakil presiden nanti.
Kelemahannya, yakni irisan pemilih Mahfud dengan Jokowi. Berdasarkan hasil survei yang ia lakukan beberapa waktu lalu, terlihat bahwa mayoritas Nahdliyin memang sudah bersimpati pada Jokowi. Dari hal ini, bisa diproyeksikan bahwa Mahfud tidak menambah jumlah pemilih pada Jokowi.
“Kalau NU dan kyai tidak clear mendukung Mahfud, maka itu jadi kelemahan elektoralnya,” kata Karyono lagi. Apalagi dalam konteks bursa Cawapres, Mahfud akan bersaing dengan ketua umum PKB Muhaimin,” katanya.
Kemungkinan pula, keberadaan Mahfud bisa jadi akan membuat massa Muhammadiyah menyeberang ke kubu lawan Jokowi. Kondisi ini juga berlaku bila Jokowi memilih Cak Imin. Oleh karena itu, Karyono mengatakan bahwa sebaiknya Jokowi memilih pendamping yang bisa diterima oleh semua arus utama kelompok Islam. Baik itu NU atau Muhammadiyah.
“Daripada memecah belah dukungan yang semula solid, lebih baik Jokowi pilih orang luar yang bisa diterima semua kalangan. Tanpa harus merasa salah satu lebih diutamakan,”ucap Karyono. (viva)
Posting Komentar