Smart Feeder e-SAI, Kolaborasi USK dan Geukom Agrifarm Wujudkan Urban Farming Ramah Lingkungan

Banda Aceh. Indometro. Id – Kolaborasi antara Universitas Syiah Kuala (USK), Geukom Agrifarm dan Koperasi Merah Putih Geuceu Komplek Kecamatan Bandaraya Kota Banda Aceh, melahirkan inovasi baru bernama e-SAI (Electronic Smart Aquaponic Innovation).

Program ini menjadi wujud nyata sinergi antara kampus dan komunitas dalam membangun model ketahanan pangan perkotaan yang efisien, berkelanjutan, dan berbasis teknologi. Kegiatan ini berlangsung pada Minggu (26/10/2025).

Melalui inovasi e-SAI, masyarakat Geuceu Komplek kini dapat menerapkan sistem pertanian terpadu berbasis akuaponik, yang memadukan budidaya ikan dan tanaman secara efisien.

Hal itu disampaikan Sekretaris Gampong Geuceu Komplek, Nazzalul Azmi SPd kepada media ini, Senin (27/10) yang menyampaikan, kegiatan ini mendapat dukungan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) USK, disertai pelatihan pengolahan limbah organik, pemasaran digital, serta kewirausahaan hijau.

Katanya, upaya ini menumbuhkan kesadaran baru tentang pentingnya pengelolaan sumber daya lokal secara berkelanjutan di lingkungan perkotaan.

"Kami menyambut baik kehadiran USK karena menjawab kebutuhan masyarakat akan teknologi yang sederhana namun berdampak nyata," ujar Azmi.

Lebih lanjut kata Azmi, kegiatan ini bukan hanya transfer ilmu, tapi juga membuka wawasan baru tentang pengelolaan pangan mandiri di lingkungan perkotaan.

Dijelaskannya, teknologi e-SAI dikembangkan oleh tim pengabdi USK yang diketuai oleh Dr T Ferijal STP MSc bersama Prof Dr Ir Samadi MSc, Diana Sapha A.H, SE MSi dan Dewi Sri Jayanti STP MSc sebagai narasumber kegiatan.

Kemudian dukungan teknis lapangan diberikan oleh Khairul Anwar STP MT dengan melibatkan tiga mahasiswa Departemen Teknik Pertanian yakni, Zulkirami Alhadi, Zia Ulhaq, dan Abdul G yang juga menjalankan program KKN Tematik 2025.

Semengara itu, Dr Ferijal menjelaskan, bahwa e-SAI merupakan sistem Smart Feeder Akuaponik otomatis berbasis mikrokontroler yang memanfaatkan limbah ikan sebagai nutrisi bagi tanaman.

“Inovasi ini sederhana namun efektif, membantu masyarakat menghasilkan pangan sehat di lahan terbatas sekaligus menjaga lingkungan,” ungkap Ferijal.

Sedangkan Dewi Sri Jayanti MSc menilai, e-SAI sebagai langkah menuju pertanian hijau perkotaan yang efisien dan mandiri.

“Teknologi ini tidak hanya menjawab kebutuhan pangan, tetapi juga menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keberlanjutan,” ujarnya.

Kegiatan ditutup dengan panen bersama hasil akuaponik di Geukom Agrifarm, yang menjadi simbol kolaborasi antara kampus, koperasi, dan komunitas lokal.

Ke depan, USK berencana memperluas penerapan e-SAI sebagai prototipe pertanian cerdas perkotaan di berbagai wilayah Aceh.(*)