-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    JustMarkets

    Temukan Kami DI Fb

    Indonesia Harus Intensifkan Ekspor Ke Negara Non Tradisional

    redaksi
    Rabu, 18 Juli 2018, Juli 18, 2018 WIB Last Updated 2018-07-18T08:15:51Z

    Follow Yok Frend :

    @adv_kaharudinsyah.sh
    Indonesia Harus Intensifkan Ekspor Ke Negara Non Tradisional
    Foto
    INDOMETRO.ID-Indonesia masih berpotensi meningkatkan nilai ekspor di tengah wacana pencabutan fasilitas generalized system of preference (GSP) oleh Amerika Serikat. Salah satunya melalui ekspor ke negara-negara non tradisional.


    Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Novani Karin Saputri mengatakan, pasar ekspor ke negara non tradisional dapat menjadi salah satu solusi mengatasi defisit neraca perdagangan. Nilai ekspor Indonesia terhadap negara non tradisional relatif mengalami surplus dalam satu tahun terakhir, terutama ke Turki dan Bangladesh.
    loading...


    Nilai neraca perdagangan Indonesia dengan Turki terus mengalami peningkatan. Pada 2013, nilainya mencapai USD 221.265,8 dan naik menjadi USD 415.483,7 pada 2014 dan USD 909.011,9 pada 2015. Pada 2016 dan 2017 jumlahnya menjadi USD 712.915,4 dan USD 634.871,7. Nilai neraca perdagangan yang terus meningkat juga terjadi pada Indonesia dengan Bangladesh. Pada 2013 nilainya adalah USD 978.289,7 dan meningkat menjadi USD 1.306.319,2 pada 2014. Pada 2015 ada sedikit penurunan menjadi USD 1.281.323,2 dan kembali naik pada 2016 menjadi USD 1.198.283,8 dan USD 1.522,607,9 pada 2017.

    Neraca perdagangan Indonesia dengan dua negara tersebut mengalami kenaikan surplus masing-masing 48,97 persen untuk Turki dan 43,44 persen untuk Bangladesh. 

    "Kondisi ini menjelaskan bahwa produk Indonesia diterima dengan baik oleh negara-negara non tradisional. Selain peningkatan kualitas produk Indonesia supaya daya saing makin kuat, sudah saatnya pemerintah melihat potensi dari negara-negara non tradisional. Pemetaan penting dilakukan supaya pasar untuk produk Indonesia semakin luas," papar Novani kepada wartawan, Rabu (18/7).

    Menurutnya, Indonesia harus memanfaatkan perjanjian perdagangan internasional, terutama yang sudah berlangsung, untuk meningkatkan volume nilai ekspor. Kesempatan itu baik, terutama di tengah defisit neraca perdagangan. Selain mendapatkan pangsa pasar baru, Indonesia juga dapat memperoleh penghapusan dan atau pengurangan tarif impor untuk beberapa produk yang selama ini sudah tercantum dalam perundingan lndonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).

    Indonesia juga harus mempertimbangkan negara-negara non tradisional yang berpotensi besar untuk menyerap produk-produk ekspor. Pemerintah harus segera menganalisis dengan baik seputar keuntungan yang selama ini diperoleh dari transaksi perdagangan internasional dengan negara non tradisional.

    "Indonesia tidak hanya mengandalkan ekspor ke negara selama ini sudah lama mengadakan perjanjian dagang, tetapi juga harus melebarkan sayap ekspor ke negara-negara non tradisional dengan memperhatikan pasar dan kebutuhan di negara tersebut. Perlu adanya upaya untuk membentuk segmen pasar dalam negeri yang mampu menyediakan kebutuhan-kebutuhan negara non tradisional. Beberapa negara-negara non tradisional mengalami pertumbuhan ekonomi yang menggiurkan dan ini tepat bagi Indonesia untuk menggenjot ekspor ke negara tersebut," jelas Novani.

    Dia menambahkan, negara seperti Arab, Turki dan Bangladesh memiliki peluang yang bagus karena diprediksi akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang kuat. Belum lagi Afrika yang sekarang mengalami pertumbuhan penduduk relatif cepat, sehingga diprediksi kebutuhan akan produk-produk tertentu akan meningkat.

    "Pemerintah juga dapat menciptakan pasar baru yang mampu memproduksi produk-produk dengan kualitas yang sesuai dengan harapan pasar di negara-negara non tradisional. Sehingga Indonesia harus menciptakan potensi bisnis baru yang dapat memaksimalkan nilai ekspor," demikian Novani.(rmol)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini