Peringatan Hari Anak Nasional di Pasuruan, Jawa Timur, Senin, 23 Juli 2018 |
Sebab, fakta di lapangan menunjukkan kasus kekerasan, perundungan alias bullying dan perlindungan kepada anak masih banyak diabaikan dan terabaikan.
Sebagai contoh terbaru adalah kasus seorang peserta audisi ajang pencarian bakat menyanyi Konser Dangdut Indonesia (KDI) di salah satu televisi swasta yang diperlakukan 'keterlaluan' oleh juri, hanya karena penampilannya tak sesuai keinginan juri.
Peserta audisi yang hanya mengenakan kaus berpadu celana jeans dan wajah polos tanpa make-up itu, harus menerima komentar tak menyenangkan, hanya karena penampilannya yang tak ada hubungannya sama sekali dengan bakat yang dicari.
Bahkan, para juri dengan penampilan elok, seperti Iis Dahlia, Beniqno, dan Trie Utami menyuruh peserta memperbaiki penampilannya jika ingin mengikuti audisi. Alhasil, peserta pun mengganti baju biasanya menjadi gaun hitam menawan, rambut disanggul tertata rapi dengan bibir bergincu. Setelah syarat juri dipenuhi, dia baru bisa menampilkan bakatnya.
Iis beralasan, cara tersebut dimaksudkan untuk membentuk karakter mental peserta. Namun, banyak yang berpendapat para juri sombong, karena menilai seseorang dari penampilannya. Apalagi, cara penyampaian juri yang terkesan merendahkan peserta.
Ramainya berita ini mendapat perhatian khusus dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Ketua KPAI, Susanto mengaku miris dan meyayangkan proses audisi dalam acara tersebut. Bahkan, dia meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bersikap tegas.
"Bullying terhadap anak, karena penampilannya dan dilihat oleh jutaan pemirsa, merupakan pelanggaran. KPI harus menindak tegas," ujar Susanto kepada VIVA melalui pesan singkatnya.
loading...
KPAI juga meminta manajemen acara untuk melakukan evaluasi terhadap proses audisi yang mempertunjukkan bullying terhadap anak, karena bisa berdampak buruk bagi anak yang bersangkutan dan menular atau rentan ditiru oleh anak dalam kesehariannya. Itu karena, menurut penelitian, sebanyak 70 persen perilaku anak adalah meniru.(Viva)